Mohon tunggu...
Yusticia Arif
Yusticia Arif Mohon Tunggu... Administrasi - Lembaga Ombudsman DIY

I Q R O '

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Dari Festival Jenang di Kota Solo 2014: Jenang dan Representasi Kehidupan

25 Februari 2014   19:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:29 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan ke-17 macam jenang ini pun memiliki makna yang berbeda-beda. Adapun ke-17 macam jenang tersebut adalah:

(1) jenang abrit-pethak (merah putih), memiliki makna: asal-usul penciptaan laki-laki dan perempuan

(2) jenang lang, bermakna: selalu melihat sesuatu dengan dimensi yang luas, namun selalu fokus pada dengan apa yang menjadi tujuan

(3) jenang saloko, bermakna: kesucian itu milik Allah, manusia harus bisa mewaspadai nafsu "aku", berani mengoreksi dirinya sebagai jalan untuk mengenal Allah

(4) jenang manggul, bermakna: kita harus menjunjung tinggi kebaikan leluhur yang telah mewariskan pengetahuan kepada kita

(5) jenang suran, bermakna: waktu itu terbatas dan selalu menjalani siklusnya, sehingga manusia harus mengingat masa lalu dan memperbaiki masa depan

(6) jenang timbul, bermakna: harapan tidak selalu menjadi kenyataan, manusia harus selalu ingat Sang Pencipta dan selalu berdoa untuk mewujudkan harapannya

(7) jenang warni sekawan, bermakna simbol hawa nafsu yang melekat pada diri manusia; merah melambangkan amarah; putih melambangkan jiwa suci; kuning melambangkan nafsu yang selalu menyesali perbuatannya, dan hijau yang melambangkan nafsu yang selalu ingin memiliki duniawi

(8) jenang sumsum, bermakna pada diri manusia melekat sifat kelemahan dan kekuatan dan seharusnya ini tetap menjadi dasar untuk berbuat kebajikan

(9) jenang lahan, bermakna: lepas dan hilang semua nafsu negatif di hadapan Sang Pencipta

(10) jenang grendul, bermakna: kehidupan itu seperti cakra penggilingan, seperti roda yang berputar, kadang di bawah, kadang di atas. Kita perlu menemukan kestabilan (keharmonisan), dari perbedaan-perbedan yang terjadi dalam kehidupan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun