Mohon tunggu...
Yusticia Arif
Yusticia Arif Mohon Tunggu... Administrasi - Lembaga Ombudsman DIY

I Q R O '

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Peran Ibu Tergadai "Baby Day Care"?

11 Oktober 2014   21:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:27 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengarustamaan perempuan di ruang publik telah mendorong banyak kaum hawa untuk berkiprah di dunia luar kehidupan rumahtangganya, termasuk perempuan yang sudah berumahtangga. Kini, banyak perempuan yang bekerja di luar rumah dan terpaksa membagi waktu dengan peran domestiknya, termasuk peran pengasuhan anak.

Banyak ibu rumahtangga yang akhirnya "menyerahkan" proses pengasuhan anak ke baby day care, sebagai kompensasi atas hilangnya sebagian waktu pengasuhan tersebut. Maka tak heran, bila pertumbuhan fasilitas baby day care bak cendawan di musim hujan, karena memang demand yang tinggi.

Baby day care memang menawarkan berbagai keunggulan dalam hal pengasuhan terhadap anak. Dengan demikian, para ibu yang menitipkan anak di fasilitas seperti ini merasa lebih aman. Sepertinya ada perasaan lega tersendiri bagi para ibu ini, sehingga mereka bisa tetap bekerja tanpa rasa khawatir. Ibaratnya, membayar berapa pun, para ibu ini pasti akan melakukannya demi pengasuhan buah hati tercinta.

Namun, perlu menjadi perhatian bagi para ibu, bahwa peran pengasuhan tidak boleh serta merta dilepaskan ke baby day care. Tetap ada yang berbeda dari pola pengasuhan dari seorang ibu dan dari baby day care. Ketulusan dan kasih sayang dari seorang ibu tentu lain dari lembaga pengasuhan semacam itu. Lagipula, baby day care memang disetting untuk mengasuh beberapa anak sekaligus, sehingga intensitasnya lain dengan kasih sayang dari seorang ibu.

Ikatan emosi yang terjadi pun bakalan berbeda. Membangun kedekatan emosi antara ibu dan anak (dan anggota keluarga lain) tentu tidak bisa diwakilkan oleh baby day care. Kedekatan ini akan mempengaruhi proses tumbuh kembang anak selanjutnya.Bagaimana kelak karakter seorang anak tentu karena peran pengasuhan seorang ibu, jadi rasanya akan sangat merugi bila masa-masa pertumbuhan yang disebut sebagai golden age ini terlewat begitu saja.

Seorang ibu harus memiliki planning yang jelas dalam pengasuhan anak, karena ini menyangkut masa depan anak tersebut. Terkadang rasanya malu dan sedih juga, bila anak-anak lebih dekat dengan si pengasuh dari baby day care daripada dengan ibunya sendiri. Menyakitkan juga mengetahui, bila pengasuh lebih mengetahui setiap keinginan anak-anak kita.

Perempuan tidak dilarang berkiprah di ranah publik, tetapi dengan catatan : tidak mengabaikan peran dan kewajiban utamanya sebagai ibu. Dan tentu saja peran pengasuhan ini juga harus melibatkan ayah atau suami, sehingga pola pengasuhan anak menjadi optimal.

Jadi, memang perlu pandai-pandai membagi waktu antara kegiatan pengasuhan dengan bekerja. Pertimbangkan betul jenis pekerjaan yang akan kita ambil dan kemudian pertimbangkan juga dengan sungguh-sungguh sebelum kita menitipkan anak ke baby day care.

Salam sayang anak....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun