Mohon tunggu...
CALON SARJANA
CALON SARJANA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAI Syarifuddin (KKN Kelompok 9 2022)

AKUN INI SANGAT RAHASIA! CEK KALAU GAK PERCAYA.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kaliuling Serpihan Surga? Pesona Desa Sejuta Panorama

14 November 2022   07:00 Diperbarui: 14 November 2022   07:06 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Kel 9 KKN Desa Kaliuling 2022

Kelompok 9 KKN IAI Syarifuddin 2022 Desa Kaliuling, Tempursari Lumajang.

Kaliuling, 13 November 2022 (15.35)


Tik..Tik..Tik..Suarrrr...
"Mbak, seng duwe gombalan, Udaaaannn". Irama syahdu itu bak mimpi buruk yang melengking di telinga Mahasiswa KKN IAI Syarifuddin 2022 Posko 9 Desa Kaliuling. Mengapa tidak?
Kala insan sedang mengistirahatkan raga dari peningnya kehidupan, tiba-tiba bangkit dan berlari menuju pahitnya kenyataan dan berjuang menyelamatkan sandang-sandang yang terurai rapih sedari tadi menyambut hangatnya sang Arunika.

Hampir genap 1 bulan Keberadaan Mahasiswa KKN IAI Syarifuddin di desa Kaliuling ini.
Trust Building? Apa itu?
1 Bulan sudah cukup menjadikan kami paham esensi dari Desa Kaliuling.
Kami menyebutnya Desa dengan banyak Tikungan.
Desa dengan 1 Cuaca.
Desa dengan penduduk yang ramah.
Dan Desa dengan panorama yang indah.

Pemandangan Desa Kaliuling
Pemandangan Desa Kaliuling

Bu Sulina kami anggap orang tua.
Kanza kami angkat Saudara.
Dan kawan sepengePARan ibarat Keluarga.
Susah senang bersama.
Lapar Kenyang sama rata.
Mendung Hujan selalu terasa.
Bahkan Bu jami' si wanita kuat nan tangguh sudah kami anggap sebagai Besti Setia.
Bersahabat dengan dingin.
Berteman dengan mendung.
Tapi bermusuhan dengan air hujan dan air kamar mandi.

Kaliuling...
Desa yang tak akrab dengan hangatnya matahari ini dihangatkan sendiri dengan keramahan warga setempat yang bukan hanya menawarkan kami untuk mencuci baju di rumahnya bahkan memperkenankan kami untuk menginap.

Kami kira tujuan kami untuk berbaur bersama sekaligus menjadi warga kaliuling sudah terealisasikan. Bahkan berlalunya hari terasa lebih cepat dari menghitung jari. Sulit meninggalkan karena jiwa dan raga sudah menyatu dengan Lingkungan. Suasananya, panoramanya bahkan keramahan warga-warganya.


Mungkin kedatangan kami bukanlah sebagai hujan yang turun di musim kemarau tetapi kedatangan kami cukup berpengaruh sebagai penebar keindahan usai hujan datang.***

(Hilda)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun