Mohon tunggu...
CALON SARJANA
CALON SARJANA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAI Syarifuddin (KKN Kelompok 9 2022)

AKUN INI SANGAT RAHASIA! CEK KALAU GAK PERCAYA.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

KKN IAI Syarifuddin 2022 Hari ke-5: Kampung Hujan Merupakan Julukan Desa Kaliuling

22 Oktober 2022   00:09 Diperbarui: 22 Oktober 2022   00:22 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri./Kelompok 9 KKN Desa Kaliuling 2022

Kelompok 9 - Peserta KKN IAI Syarifuddin 2022 kelompok 9 yang berada di desa Kaliuling, Tempursari sudah menginjak hari yang keenam.  Dan hari ini tepat pada hari Jumat, 21 Oktober 2022  kegiatan KKN sempat terhambat karena cuaca yang mendukung.

Sejak awal kedatangan kami (peserta KKN 2022) sampai hari ini Hujan masih mengguyur desa yang di buat posko KKN IAI Syarifuddin 2022 sehingga mengharuskan kami tetap diam di posko untuk beberapa waktu sembari menunggu hujan reda. Dan pada pukul 1.00 WIB kami melihat ada warga lokal yang sedang menjajakan sayurannya datang ke posko kami untuk berteduh sementara waktu, sehingga kesempatan ini kami manfaatkan untuk belanja kebutuhan posko hingga bertanya-tanya tentang cuaca di desa ini, mulai aktivitas warga ketika hujan mengguyur hingga berjam-jam. Lantas bagaimana tanggapan warga di wilayah dataran tinggi ini? Simak di artikel ini.


Nama penjual sayur tersebut adalah Ibu Suwenah (62 Tahun), beliau adalah warga asli desa Kaliuling tepatnya di  dusun Krajan. Beliau mengungkapkan bahwa, hujan ini sudah berlangsung sejak dua bulan yang lalu dan kondisi seperti ini menjadi hal biasa bagi warga desa Kaliuling. Mmeskipun begitu, desa ini tidak pernah terjadi banjir karena desa ini terletak di daratan tinggi. 

Hujan bukanlah menjadi penghalang bagi masyarakat untuk tetap melakukan aktivitas seperti biasanya. Warga Kaliuling menganggap hal ini sudah biasa, sehingga masyarakat akan menyiapkan segala kebutuhan seperti, jas hujan, payung dan lainnya agar bisa bekerja.

Masyarakat Kaliuling yang mayoritas merupakan petani Salak dan cengkeh biasanya berteduh terlebih dahulu menunggu hujan reda dan kemudian melanjutkan aktivitasnya masing-masing. Apabila tak kunjung reda, terpaksa warga rela hujan-hujanan untuk tetap bekerja.

 Bahkan saking sering hujan, tak sedikit orang yang menjuluki desa Kaliuling 'Kampung Hujan', hal ini disampaikan bapak Nur Kholis waktu mahasiswa KKN bertamu di rumah beliau.

Dokpri./ Kelomok 9 KKN Desa Kaliuling 2022
Dokpri./ Kelomok 9 KKN Desa Kaliuling 2022

Bukan tanpa alasan, desa Kaliuling sangat sering diguyur hujan dari pada desa lainnya di kecamatan Tempursari. Akibatnya, banyak wilayah di Kaliuling yang mengalami tanah longor. Hujan yang turun terus-menerus membuat dataran tinggi tergerus dan alhasil desa yang berada di perbatasan Tempursari-Pronojiwo ini tanahnya mudah terkikis, terutama di bagan tebing yang gundul.

"neng daerah lainne terang, dek kene malah udan. Sampek diarani Kampung hujan kene mas," kata Bapak Nur Kholis.

Namun, kata masyarakat di desa ini hujan yang terus-menerus justru akan membuat daerah yang ada di bawah kecamatan Tempursari sangat rawan sekali terjadi bencana banjir, seperti di Pundungsari, Purorejo, dan wilayah dataran rendah lainnya. Dengan demikian hal ini sangat mengkhawatirkan bagi sebagian besar masyarakat di daerah bawah kecamatan Tempursari-Lumajang.***

Mahasiswa: (Triya Febrianti dan Yusron)

Narasumber: Bu Suwenah dan Pak Nur Kholis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun