Mohon tunggu...
CALON SARJANA
CALON SARJANA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAI Syarifuddin (KKN Kelompok 9 2022)

AKUN INI SANGAT RAHASIA! CEK KALAU GAK PERCAYA.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tak Hanya Jawa, Desa Kaliuling Juga Banyak Suku Maduranya, Inilah Sejarahnya

20 Oktober 2022   23:14 Diperbarui: 20 Oktober 2022   23:28 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelompok 9 - Desa Kaliuling merupakan salah satu kawasan di Kecamatan Tempursari yang paling ujung berbatasan langsung dengan desa Tamanayu, Kecamatan Pronojiwo Lumajang.

Adapun untuk dusun yang ada di Desa Kaliuling sendiri terdapat 5 dusun yakni, Krajan, Ibu Rojo, Kalirejo, Tamansari, dan Rojopolo.

Lebih lanjut, seperti yang dituturkan oleh masyarakat Desa Kaliuling kepada KKN IAI Syarifuddin 2022 bahwa rata-rata warga di Kecamatan Tempursari berbahasa Jawa. Jadi, mulai dari Kaliuling hingga Purorejo Tempursari mayoritas warganya menggunakan bahasa Jawa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Namun menariknya, di Kaliuling sendiri ternyata juga terdapat beberapa lokasi yang mana masyarakat di wilayah tersebut tak hanya menggunakan bahasa Jawa saja untuk komunikasi, melainkan ada juga yang memakai, bahkan sampai ada yang sangat fasih berbicara dengan bahasa Madura.

Lokasi tersebut yaitu di dusun Krajan, mulai dari RT 1 sampai RT 3. Atau lebih jelasnya menurut Bapak Nur Kholis, masyarakat di wilayah itu banyak pendatang dari Madura.

"Iyo mas, mulai teko Masjid e pak Thohir sampek pertigaan kate neng Brojo iku warga e campuran (Jawa dan Madura)," kata Pak Nur.

Dokpri./Kelompok 9 KKN IAI Syarifuddin 2022
Dokpri./Kelompok 9 KKN IAI Syarifuddin 2022
Oleh karenanya, perbedaan tersebut tentunya semakin membuat kultur dan sarana komunikasi antar warga bervariasi. Dan hal ini juga mempermudahkan bagi mahasiswa KKN IAI Syarifuddin 2022.

Sebab, mahasiswa KKN IAI Syarifuddin 2022 sendiri juga ada yang asli suku Madura, meskipun bukan dari pulau Madura asli. Peserta KKN yang dari daerah Randuagung, Klakah dan lainnya yang berbahasa Madura di Lumajang, lebih cepat untuk akrab dengan warga sekitar.

Di sisi lain, menurut Mbah Maimunah yang tak lain juga merupakan warga dusun Krajan Kaliuling namun berasal dari daerah Sampang Madura. Beliau merupakan petani kopi Excelse atau kerap disebut kopi nangka.

Beliau mengatakan bahwa dirinya datang ke desa ini sudah sejak lama. Bu Maimunah sendiri saat ini sudah berumur 65 dan telah memiliki 4 anak, serta 2 cucu dari anak pertama.

"Aku iki asline Meduro le, tapi yo iso nemen lak bahasa jowo. Yo pancene sering kumpul-kumpul pancene le," tutur beliau sembari membersamai mahasiswa KKN IAI Syarifuddin 2022 menghaluskan kopi.

Kemudian pada akhirnya beliau juga mempersilahkan peserta KKN untuk singgah di kediamannya dan tak lama setelah itu datanglah anak Bu Maimunah yaitu, Bapak Nur Kholis (narasumber pertama di artikel ini).***

Mahasiswa: (Langgeng dan Yusron)

Narasumber: Pak Nur Kholis dan Bu Maimunah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun