Kelompok 9 - Pada Selasa, 18 Oktober 2022 mahasiswa KKN IAI Syarifuddin 2022 berbincang dengan warga Desa Kaliuling yang rumahnya hampir roboh akibat bencana tanah longsor, beliau bernama Bu Qibtiyeh.Â
Menurut keterangan dari tetangga Bu Qibtiyeh yakni, mbah Amania longsor kerap melanda Desa Kaliuling.
Ibu Amania sendiri merupakan wanita paruh baya yang lahir pada tahun 1945 yang mana sebenarnya beliau bukan asli Desa Kaliuling. Ia adalah perantau yang saat ini sudah memiliki satu anak yang bermukim tidak jauh dari kediamannya.
"Di sini sering terjadi longsor sampai tak terhitung kapan waktu terakhir kalinya," kata Bu Amania.
 Bahkan, rumah beliau sendiri juga pernah terkena longsor dan telah mendapatkan bantuan dari pemerintah sebesar Rp10 juta. Adapun pekerjaan sehari-hari dari bu Amania adalah seorang penjaga toko.
Di sisi lain, teman-teman mahasiswa KKN IAI Syarifuddin 2022 juga berbincang dengan seorang wanita bernama Bu Yanti yang juga termasuk pendatang dari luar kota, tepatnya dari Dampit Malang. Rumahnya juga pernah rusak akibat bencana gempa bumi yang melanda Desa Kaliuling tahun lalu.
Selanjutnya, pada siang harinya mahasiswa KKN IAI Syarifuddin 2022 juga menggali informasi terkait sejarah dari nama Desa Kaliuling.Â
Sembari menolong ibu Katijah yang sedang memecah kayu, beliau menjelaskan bahwa yang melatar belakangi dinamakannya Desa Kaliuling yaitu dulu sungai-sungai sini terdapat banyak sekali ikan Uling (Sidat).
Saking banyaknya, beberapa warga pun mencari ikan uling untuk dikonsumsi sehari-hari. Tak hanya warga lokal, masyarakat dari daerah lain juga berbondong-bondong mencari ikan tersebut.
"Uakeh mas di sini dulu ikan ulingnya sek jaman e Londo," ujar beliau.
Menurut Bu Katijah, sembari berbincang bersama dengan anaknya yang bernama bu Mistiyeh, pada zaman Belanda dahulu ikan uling sangat banyak dan bahkan juga ada yang berukuran sangat besar hingga menyerupai seorang anak bayi.
"Sampai-sampai dulu ada yang besar, sebesar  kaki dan bayi," lanjut anak Bu Katijah, Bu Mistiyeh.
 Namun, saat ini ikan uliing di Desa Kaliuling sudah jarang ditemukan hanya terkadang ada orang yang memancing, hanya mendapatkan ikan yang masih berukuran kecil dan jarang sekali orang menemukan ikan uling yang berukuran besar seperti yang telah diceritakan oleh Bu Katijah dan Bu Mistiyeh.****
Mahasiswa:Â
(Rofi, Mellisa, Nia, Yusron, dan Farah)
Narasumber:Â
1. Bu Qibtiyeh
2. Bu Amania
3. Bu Yanti
4. Bu Katijah
5. Bu Mistiyeh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H