Mohon tunggu...
Yusrizal Maulana Yusuf
Yusrizal Maulana Yusuf Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Tulis sesuatu disini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Metode Door-to-Door dalam Penyampaian Pembelajaran Guru terhadap Siswa

14 Mei 2020   06:30 Diperbarui: 21 Juni 2021   16:47 2067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenal Rainbow Matriks Sebagai Hasil Inovasi Pembelajaran Matematika (unsplash/taylor-wilcox)

"Untuk metode pembelajaran yang dianjurkan oleh pemerintah selama pandemi covid 19 yaitu metode pembelajaran berbasis online."

Seperti yang kita ketahui, saat ini di indonesia bahkan di dunia sedang gencar nya peperangan terhadap pandemi virus covid19.

Hal ini memberikan banyak dampak dari covid19 tersebut, diantaranya seperti pada bidang ekonomi, masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dikarenakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan himbauan untuk tetap dirumah. 

Juga, terdapat beberapa kasus kehilangan pekerjaan seseorang akibat dari covid19. 

Dari segi pariwisata, jumlah pengunjung di berbagai tempat pariwisata mengalami penurunan sehingga berakibat besar terhadap penghasilan dari daerah pariwisata tersebut. 

Dari segi pendidikan, sekolah-sekolah di liburkan dan siswa di himbau untuk belajar di rumah masing-masing. Untuk metode pembelajaran yang dianjurkan oleh pemerintah yaitu metode pembelajaran berbasis online.

Baca juga : Dampak Siswa Dalam Penggunaan Gadget pada Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19

Namun, menurut penulis metode pembelajan berbasis online memiliki banyak kelemahan. Diantaranya siswa membutuhkan koneksi internet sehingga menambah biaya pengeluaran untuk membeli paket internet. Juga, membutuhkan smartphone tentunya. Lantas, bagaimana jika tidak memiliki smartphone dan internet?.

Kemudian sulitnya akses sinyal di indonesia. Di beberapa daerah bahkan ada siswa yang mendaki ke perbukitan untuk mencari sinyal. Bukan hanya itu, siswa cenderung bermalas-malasan jika belajar di rumah. 

Siswa lebih memilih rebahan, main game, dan lain-lain saat berada dirumah. Lalu hal yang paling mengkhawatirkan adalah siswa mengalami stress akibat karantina yang terlalu lama dan tugas-tugas sekolah saat pembelajaran online berlangsung. 

Keadaan ini sungguh sangat memprihatinkan dimana seharusnya siswa belajar, justru malah menimbulkan bintik-bintik penyakit psikologi. Oleh karena itu, penulis mencoba menyarankan untuk mengganti dengan metode lain yaitu metode pembelajaran door-to-door.

Metode pembelajarandoor-to-door adalah metode dimana seorang guru mengunjungi kediaman siswa untuk penyampaian suatu pembelajaran. Metode ini seperti metode pembelajaran tambahan di luar sekolah seperti les. 

Perbedaannya adalah  guru telah mempersiapkan materi yang akan di pelajari, sedangkan metode les siswa bertanya tentang materi apa yang tidak dimengerti saat di sekolah.

Baca juga : Peran Teknologi Melalui Informasi dalam Pembelajaran Daring di Tengah Masa Pandemi Covid-19

Metode door-to-door dinilai penulis lebih efektif dibandingkan metode pembelajaran berbasis online. Diantaranya siswa tidak memerlukan koneksi internet. Adanya interaksi secara langsung antara guru dan murid sehingga penyampaian materi lebih mudah dipahami. 

Guru juga dapat dengan mudah mencari kelemahan-kelemahan pada peserta didik tentang materi-materi yang diajarkan. Peserta didik juga dapat bertanya langsung ke pendidik.

Namun, metode ini juga memiliki kelemahan, seperti waktu yang terbatas akibat jumlah murid yang banyak. Penulis menganjurkan untuk mengurangi waktu penyampaian materi sekitar 10-15 menit tiap siswa dan cukup mengajarkan sekitar 5-10 siswa per harinya. Kemudian akses ke rumah-rumah siswa yang jauh. 

Banyaknya waktu dan tenaga yang terbuang  bagi guru. Juga, guru menghimbau untuk menjaga jarak saat penyampaian materi berlangsung minimal 1 meter, menggunakan masker, dan mencuci tangan menurut  himbauan pemerintah akibat dari covid19.

Metode ini efektif untuk daerah-daerah yang kesulitan dalam mengakses teknologi dan internet. Dan membutuhkan jarak yang berdekatan dengan sekolah maupun kediaman pendidik serta kerja keras dari seorang pendidik. 

Baca juga : Pentingnya Kerja Sama Guru dan Orang Tua Murid dalam Melaksanakan Pembelajaran Daring

Namun, menurut penulis metode door-to-door cukup ampuh dalam mengatasi krisis pembelajaran serta pengajaran terhadap peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun