Jika tiga pilar utama manusia saat ini adalah;
 1. Mencerdaskan tubuh biologisnya
 2. Mencerdaskan proses relasi dan transfer informasinya.
 3. Mencerdaskan alat-alat yang digunakannya.
Maka landasan proses berpikir dan berimajinasi kita ketika memilih untuk berada pada lajur pacu 4.0 entah dalam bidang sosial atau ekonomi adalah sekuat-kuatnya berimajinasi dalam tiga pilar tersebut.
Sudah saatnya sekolah atau lembaga pendidikan tidak lagi mengajak anak didiknya untuk menghafal, tapi lebih kepada bagaimana mereka terbiasa dalam proses berfikir serta sekuat-kuatnya berimajinasi  dalam satu tujuan akhir; solving the problem--'manfaati'
Bukan lagi belajar matematika, tapi belajar cara belajar matematika. Karena saya yakin, semua anak-anak jaman sekarang sangat mudah menjawab soal 20+20=? daripada soal;
"Darimana kita bisa mendapatkan jumlah 40 (?+?=40)."
Saya yakin jawabannya akan berbeda-beda, tapi hasilnya akan sama-sama 40. Kemampuan imajinasi berdasarkan data yang mereka kumpulkan yang akan menentukan kecepatan dan kemampuannya dalam menjawab.
Being or beyond 4.0, jika kita sederhanakan hanyalah persoalan
1. Sehebat apa kemampuanmu mengumpulkan data?
2. Segila dan sekuat apa imajinasimu dalam mengolah data yang telah didapatkan?
3. Serta seefektif apa proses distribusimu kepada manusia yang lainnya?
So, being or beyond tergantung pilihan masing-masing. Tapi memilih kalah sebelum berperang, bukan pilihan Homo Sapiens.
*Nb: menurut KBBI homo sapiens berarti manusia yang berpikir).