Mohon tunggu...
Yusriah Junaidi
Yusriah Junaidi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, Universitas Jember

Si introvert yang sedang mencoba produktif.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Warung Iwak Pe Yu Sinto

26 Desember 2022   18:23 Diperbarui: 26 Desember 2022   19:17 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang dikelilingi oleh laut. Tak heran jika Indonesia dijuluki sebagai negara maritim. Nelayan merupakan salah satu profesi turun temurun yang hingga saat ini masih diminati para penduduknya. Biota lautnya pun bermacam-macam, mengingat luas daerah laut yang dimiliki. Salah satunya ialah ikan pari, ikan dengan bentuk tubuh yang lebar dan datar. Ikan pari atau ikan peh ini merupakan ikan yang memiliki tulang rawan sehingga seluruh bagian badannya dapat dimasak dan dimakan.

Salah satu olahan yang banyak diminati ialah ikan pari asap, dengan proses pengasapan lalu dijemur. Di Jawa Timur biasanya dikenal dengan nama ikan pe atau iwak pe (pe atau pepe yang dalam bahasa jawa artinya dijemur). Olahan iwak pe merupakan masakan yang sudah lama ada di kalangan masyarakat Jawa. Karena rasanya yang unik ditambah dengan pengolahan yang masih tradisional membuat cita rasa tersendiri.

Di Jember ada salah satu warung makan dengan olahan iwak pe yang dari awal ada sudah mengundang begitu banyak peminat dan terkenal. Nama warung tersebut ialah Warung Iwak Pe Yu Sinto, yang hingga saat ini masih menjadi tujuan bagi para pencinta kuliner iwak pe. Warung milik ibu Sinto ini, sering masuk dalam list para kuliner blogger. Yang tentu berdampak pada semakin tersebarnya informasi tentang warung makan ini. Usaha warung makan yang didirikan oleh Bu Sinto ini berawal dari bujukan teman kerjanya saat beliau mengadakan makan bersama.

... Terus setelah itu temen-temen ya sering lah makan bareng-bareng gitu. ‘sin gimana kalo bukak warung?’ kata teman saya. Saya bingung pas dibilangin kayak gitu, akhirnya saya terus ngelempar ke facebook mbak. Padahal saya tu iseng...” Ucap Bu Sinto

Setelah kejadian tersebut akhirnya ia mulai merintis usaha Iwak Pe, yang awalnya Bu Sinto menjual secara online dengan sistem pesan antar melalui Facebook dengan nama akun Iwak Pe Yu Sinto. Dan hingga saat ini, ia menjadikan rumahnya sebagai warung makan. Hal tersebut ia lakukan pada awalnya dikarenakan kesiapan untuk tempat makan masih belum tersedia. Dibarengi sistem pesan antar tersebut hingga sekarang masih tetap berjalan. Bu Sinto juga membuat akun Instagram dengan username @iwakpe_yusinto.

Usaha Bu Sinto terus berkembang, banyaknya pesanan yang diterima baik melalui online maupun banyaknya pengunjung yang datang pada warung makannya membuat Bu Sinto kebingungan dalam pasokan iwak pe tersebut. Sehingga Bu Sinto mencari pemasok ikan dalam jumlah yang banyak. Selama perjalanan mencari pemasok tersebut pada akhirnya ia bekerja sama dengan pemasok iwak pe dari Surabaya. Hal tersebut dikarenakan, sebagai orang yang juga merupakan pencinta iwak pe, ikan yang diambil dari laut selatan lebih cocok dan nikmat daripada hasil laut wilayah Utara.

Selain itu, Bu Sinto juga melakukan perekrutan karyawan untuk bekerja di warung makan yang ia miliki. Dikarenakan Bu Sinto sebagai pemilik juga memiliki pekerjaan utama sebagai wartawan, sehingga ia mempekerjakan para ibu rumah tangga yang ada di sekitar rumahnya untuk bekerja. Hal tersebut dilakukan, dimana menurut penuturannya banyak para ibu rumah tangga disekitar rumahnya menjadi tulang punggung keluarga. Maka dari itu ia berfikir selain membuat usaha ia juga ingin memberdayakan para tetangganya. Hal tersebut selaras dengan keinginannya untuk mempertahankan eksistensi makanan tradisional khas pedesaan agar tidak tergerus dengan masakan barat yang sudah mulai marak di Indonesia.

Berbicara mengenai pendapatan, usaha Iwak Pe Yu Sinto sendiri hanya menjual sekitar 20 picis iwak pe yang dipromosikan secara online. Iwak pe asap didapatkan dengan harga 8.000 per pcs nya. Sesuai penuturannya, modal awal yang dibutuhkan oleh Bu Sinto ialah sebesar Rp 2.000.000,00. Sedangkan, dari akumulasi pendapatan kotor, pengeluaran untuk bahan tambahan, serta gaji karyawan diperoleh pendapatan bersih yang didapatkan oleh Bu Sinto ialah sebesar 60 juta per bulan.

Warung Iwak Pe Yu Sinto ini, hingga saat ini pun masih ramai dikunjungi oleh para pelanggan. Bagaimana tidak, Bu Sinto sendiri mengungkapkan bahwa ia selalu menjaga kualitas dan bahan-bahan yang ia gunakan selalu yang terbaik. Hal tersebut juga merupakan salah satu strategi, selain dari menciptakan suasana yang nyaman di lingkungan warungnya karena menggunakan rumahnya sendiri yang dikelilingi pohon-pohon rindang, dan juga pelayanan yang baik selalu ia terapkan. Dan harapan terakhir yang ia sampaikan saat diwawancarai ialah ia berkeinginan untuk membuka warung makan lain dengan menu khas pedesaan lainnya untuk mempertahankan masakan tradisional yang sekarang menjadi bagian yang mulai tergeser dari kehidupan masyarakat lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun