Mohon tunggu...
Yusrin  TOSEPU
Yusrin TOSEPU Mohon Tunggu... Dosen -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Periset di LSP3I Region V Sulawesi Pusat Makassar. Ketua Lembaga Kajian Forensik Data dan Informasi KAVITA MEDIA Makassar Penggiat Literasi Media ICT (Information and Communication Technology)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Plagiarisme di Kampus

8 Juli 2018   00:39 Diperbarui: 8 Juli 2018   01:16 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paligiat dan Plagiarime di lingkungan kampus sendiri sebenarnya terjadi karena beberapa hal. Penulis atau peneliti kurang atau sangat jarang membaca baik buku, jurnal, maupun hasil peneltian.

Hal ini yang kemudian turut menumpulkan pengembangan ide. Pada umumnya keterbatasan ini diatasi dengan cara yang singkat dengan mengambil ide-ide dari orang lain tanpa memperhatikan aturan pengutiapan suatu tulisan.

Tingginya intensitas kegiatan dan waktu yang semakin berkurang untuk menggali atau menemukan ide-ide baru terkait dengan karya ilmiah yang akan dihasilkan menyebabkan para penulis terperosok ke jalan pintas yang tidak etis melalui palgiat atau plagiarisme.

Suatu ide muncul tidak dapat dengan jalan dipacu dan dibuat instan melainkan melalui serangkaian proses yang tidak sederhana. Keterbatasan inilah dan date line penyelesaian karya ilmiah yang terkadang dapat mendorong penulis melakukan penyimpangan dalam bentuk palgiat dan plagiatisme.

Dalam dunia pendidikan tinggi tidak menutup kemungkinan terdapat banyak dosen yang tidak mengetahui secara detail batasan sesuatu dikatakan sebagai salah satu bentuk dari plagiat atau plagiatisme.

Kondisi ini yang kemudian memposisikan dosen sebagai penulis dan peneliti dalam posisi yang tidak aman. Batasan ini merupakan hal yang sangat penting, mengingat tidak menutup kemungkinan diantara dosen sebagai penulis dan peneliti memiliki ide yang sama tanpa ada unsur mencuri dan mengambil ide orang lain.

Keterbatasan manusia dalam pengembangan dunia ide ini yang memungkinkan antar dosen memilki ide atau pemikiran yang sama terkait dengan penulisan atau peneltian. Disamping itu keterbatasan bahasa juga turut menjadi persoalan. Oleh karena itu perlu kiranya batasan-batasan plagiarime itu lebih diperjelas.

Mengutip adalah masalah etika. Kutipan yang disebutkan sumbernya merupakan perwujudan kejujuran. Hal ini yang kemudian melahirkan sikap menghargai ide dan hasil karya orang lain.

Sebagai penutup ada satu hal yang penting bahwa kejujuran intelektual jauh lebih berharga dibandingkan dengan sebuah hasil karya penelitian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun