Sulawesi Tenggara merupakan sebuah provinsi yang sumber perekonomian bergantung pada pertanian, perkebunan, peternakan dan pertambangan. Orientasi politik di Sulawesi Tenggara berbeda beda, ada yang mendukung pilihan berdasarkan latar belakang kedekatan (Ras, Golongan, Suku dan Kedaerahan), sebagian lagi memilih berdasarkan cara kerja dan relasi dengan masyarakat.
Menurut data BPPS Sulawesi Tenggar tahun 2015, Generasi milenial (17 -- 30) berjumlah sekitar 500 ribu, cukup banyak jika dibandingkan dengan usia 40 tahun ke atas berjumlah 300 ribu. Perbandingan tersebut juga dikaitkan dengan preferensi politik, dalam hal ini generasi milenial memilih pemimpin bekerja nyata, minim konflik, inovatif, merepresentasikan jiwa muda.
Berbeda dengan kaum melek politik, yang melihat pemimpin dari track record pribadi tokoh, afiliasi parpol sampai kinerja yang dilakukan. Maka dari itu sering kali kaum muda saat ini tidak melek politik (apolitis) dikarenakan politik dikaitkan dengan konflik saling menjatuhkan, bukan adu gagasan yang  membangun.
Hal ini yang menjadi tantangan bagi calon gubernur dan parpol pendukung agar mampu mengamati kondisi saat ini (milenial), guna meningkatkan minat generasi millennial untuk terlibat berpartisipasi dalam pilgub Sultra 27 Juni 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H