Mohon tunggu...
Yusrina Zulfa
Yusrina Zulfa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tanjung Bira, Indahnya Santorini di Bulukumba

5 April 2018   07:10 Diperbarui: 6 April 2018   04:11 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak kalah dari pulau Ora di Maluku, wisata bahari di ujung selatan Sulawesi patut diapresiasi bahkan tidak kalah dari Santorini di Yunani. Permadani biru yang terhampar tiada batas sepanjang mata memandang, kawasan pantai ini menjadi objek andalan Bulukumba.

Tanjung Bira, sebuah kawasan wisata bahari yang terletak di Kabupaten Bulukumba, sebagai ikon wisata Bulukumba selain Masjid Islamic Centre. Tanjung Bira memakan waktu tempuh sekitar 45 menit dari pusat kota Bulukumba dan 4 jam 45 menit dari Makassar. 

Sebagai sebuah kabupaten yang berwilayah di Sulawesi Selatan, mayoritas penduduk Bulukumba bersuku Bugis. Selayaknya suku Bugis yang terkenal sebagai nenek moyang pelaut Indonesia, masyarakat Bulukumba dikenal sebagai orang yang ahli dalam membuat perahu Phinisi, yang disebut sebagai "Butta Panrita Lopi".

Pesona alam Bira yang terletak di ujung selatan Sulawesi, memiliki pasir hangat tropis berwarna putih dan air laut yang masih murni berwarna bening kebiruan. Keindahan pantai ini tetap dijaga bahkan oleh masyarakat sekitar, sudah sepatutnya keberlangsungan alam ini dijaga dan menjadi tanggung jawab bersama. Tanjung Bira memiliki banyak spot untuk menangkap sunset ataupun sunsrise dari berbagai macam sudut, tak ayal pantai ini pun dijuluki sebagai ' Pantai Potret Senja ' dan ' Pantai Bedak '.

Penulis berkesempatan untuk merasakan atmosfir dari Tanjung Bira, saat siang hari air laut yang agak surut membuat bibir pantai terlihat hingga pangkal pesisir menampilkan beberapa benda panjang licin berwarna kuning dan menempel pada bibir pantai, yang baru penulis tahu saat itu ternyata adalah telur ikan. Berbeda pada malam hari, angin laut yang menerpa pantai menjadi kesempatan masyarakat sekitar untuk menjajakan kopi, teh dan minuman hangat lainnya tidak lupa dengan jagung bakar.

Uniknya, beberapa penginapan di daerah Tanjung Bira dikelola langsung oleh masyarakat sekitar, range harga sangat beragam, mulai dari Rp 300.000,00 sampai 3 juta rupiah. Salah satu yang menarik perhatian penulis adalah penginapan yang bernama Amatoa Resort. Amatoa berasal dari  nama salah satu suku Kajang di Sulawesi yang disebut Amma Toa. Suku Amma Toa memiliki banyak kemiripan dengan suku Baduy di Banten. 

Amatoa Resort merupakan penginapan yang dimiliki oleh investor dari Spanyol, memiliki daya tarik khusus karena tidak bertempat dekat dengan bibir pantai pada umumnya penginapan lain, melainkan memilih lokasi di tepi tebing yang berhadapan langsung dengan Pulau Likuang. 

Membayangkannya kembali saja, penulis sudah tergiur dengan hembusan dan matahari sorenya. Hal menakjubkan lainnya, penginapan ini di-design khusus menyerupai Santorini yang berada di Yunani. Maka warna putih dan biru khas Santorini ditambah dengan spot indah untuk menangkap matahari sore ahh surga dunia.

Salah satu penginapan di Bira
Salah satu penginapan di Bira
Amatoa tidak memiliki garis pantai, dibawah tebing pihak penginapan telah menyediakan tangga turun agar bisa berenang langsung di laut yang tergolong masih dangkal. Tidak terbayangkan betapa indah dan segarnya berenang di air laut yang bisa menyentuh langsung berbagai bunga karang dan biota laut lainnya. 

Tetapi sayangnya, untuk menginap semalam disini merogoh kocek yang tidak sedikit, ditambah dengan lokasi penginapan yang lumayan jauh dari rumah-rumah penduduk, mengharuskan pengunjung untuk membeli makanan dari restaurant penginapan. Tetapi hal tersebut sangat sepadan dengan keindahan dan kenyamanan yang disediakan oleh Amatoa dalam menikmati Tanjung Bira. 

Rasanya jika kita senang bepergian dengan cara backpacker, maka berangkat menuju Tanjung Bira dari Bulukumba menggunakan pete-pete angkutan umum khas Sulawesi, adalah hal yang menyenangkan. Tetapi, jika traveller lebih menginginkan privasi dan kenyamanan saat bepergian, maka lebih baik menyewa mobil pribadi dari Bulukumba menuju Tanjung Bira. Harga yang ditawarkan untuk menyewa mobil perhari sekitar 300-450 ribu. 

Selain transportasi yang kurang memadai, beberapa hari yang penulis habiskan di Tanjung Bira, ada sesuatu yang kurang yaitu tempat menjual makanan. Belum banyak warung atau restaurantyang menyediakan makanan dengan pilihan beragam,tetapi tidak perlu khawatir adapula masyarakat yang menjajakan makanan-makanan khas Bira atau buah-buah hasil kebun sendiri di sepanjang jalan raya menuju pantai.Perjalanan jauh yang ditempuh dari Makassar akan sangat sepadan dengan pemandangan dan suasana yang dihadirkan oleh Bira.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun