Mohon tunggu...
Yusri Lubby kamilah
Yusri Lubby kamilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Never Stop Learning

Yuk melek politik Islam!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Open Minded yang Absurd

5 Desember 2022   15:45 Diperbarui: 5 Desember 2022   15:47 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Yusri Lubby Kamilah

" Punya prinsip dan batasan yang jelas bukan berarti tidak open minded. Tidak turut mendukung LGBT dan tidak menerimanya sebagai fitrah bukan berarti intoleran".

Kata-kata yang ingin disampaikan kepada Gita Savitri si paling open minded. Menganggap orang yang berseberangan dengan dia dianggap orang kolot bahkan sampai dibilang stunting.

beberapa hari yang lalu Nama influencer Gita Savitri kembali trending di Twitter. Dia kembali menuai polemik di media sosial usai mengkritisi aksi tutup mulut timnas Jerman di Piala Dunia Qatar terkait dengan dilarangnya memakai atribut yang mendukung LGBT. Tak sampai disitu, ia pun menuding Qatar mengidap homophobia karena melarang LGBT masuk dalam perhelatan Piala Dunia 2022. Bangkapos.com

Pernyataan dia jelas secara sadar menempatkan dirinya bagian dari kelompok open minded dan pro terhadap LGBT. Open minded dijadikan dalih untuk membenarkan pemikiran dan perilaku yang salah. Dan faktanya masyarakat sekarang sangat mendewakan arus liberal dengan membenarkan pemikiran apapun termasuk pemikiran barat yang sarat dengan kebebasan. Contohnya opini GS ini yang dibela habis-habisan oleh fans dan followernya. Ketika ada yang menasehati tak segan mencibir dan menghina dengan hinaan yang menyakiti para kaum perempuan.

Dan pada akhirnya dengan dalih open minded hal yang di haram kan oleh AL-Qur'an menjadi boleh menurut opini mereka. Kalau mau open minded coba lihat Islamophobia diluar negeri, Al-Aqsa dijajah, muslimah ga boleh pake jilbab, dsb. Jangan open minded nya berkaitan dengan topik untuk kepentingan pribadi dan kelompok.

Gita savitri adalah satu dari banyaknya orang open minded yang berani speak up walaupun mengkampanyekan hal buruk melalui media sosial tetapi dia berhasil dengan tujuannya untuk mengajak, seruan, kampanye bahkan perekrutan kepada publik. Umumnya generasi muda. Walaupun generasi tidak sadar apa yang diopinikan oleh GS ini adalah bentuk siyasah (strategi). Karena sesuatu yang disampaikan di media sosial secara terus menerus itu bukan lagi sebagai konsumsi pribadi  tapi konteksnya kampanye.

Berbicara konteks LGBT di jaman sekarang itu bukan lagi sebagai kesalahan personal tapi kampanye dan diskusi ruang publik. Karena GS menyampaikan opini yang menyesatkan kepada publik maka perlu dijawab juga dengan kampanye menyampaikan kebenaran sesuai Islam. Agar arus yang diciptakan oleh GS ini tidak dijadikan pembenaran oleh generasi awam. Walaupun ketika kita meluruskan pandangan yang diciptakan oleh GS, dibilang orang yang ga beradab dan sampai dibilang stunting. Justru dengan diamnya kita terhadap ke bathilan kelak kita akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT terhadap diamnya kita.

Maka dari itu jangan gentar melakukan amar makruf nahi munkar yang menjadi ciri khas kaum mukmin sekaligus menjadi ciri umat terbaik. Allah SWT berfirman :

Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Maha perkasa, Maha bijaksana. (Q.S At-Taubah : 71)

Jika kemungkaran telah nampak secara terbuka ditengah masyarakat dan tidak ada yang berusaha menghentikannya maka basis-basis kemungkaran akan terbentuk, komponen-komponennya akan menguat, eksistensinya akan semakin tampak dan jaringannya semakin luas.

Kemungkaran yang telah eksis dan memiliki basis yang kuat menyebabkan para pelaku kemungkaran akan merasa di atas angin. Mereka lalu berusaha memengaruhi berbagai pihak agar kemungkaran yang mereka lakukan diakui dan diikuti oleh orang lain. Buletin Kaffah  edisi 175.

Jangan sampai kita mengerdilkan kewajiban syiar dan amar makruf nahi munkar seseorang, dengan tuduhan dia tidak beradab dalam menasehati.

Wallahu'alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun