Mohon tunggu...
Muhammad Yusril Koto
Muhammad Yusril Koto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru mengaji, kelahiran Binjai Sumatera Utara. Dengan hobi dibidang dakwah menjadi ciri khas dalam hidup sehari hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diuji dan Ditempa: Rahasia di Balik Cobaan

8 September 2024   21:59 Diperbarui: 8 September 2024   22:51 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Muhammad Yusril Koto, SH.I (Motivator dan Guru Ngaji)

Dalam kehidupan pasti akan menjumpai ujian, baik ujian itu besar maupun kecil. Akan tetapi, realitanya kita malah hanyut dalam ujian pada kehidupan sehari-hari.

Bukan menjadi tolak ukur bahwa orang kaya bisa lebih tenang dalam menghadapi ujian dari pada orang yang sederhana. Terbukti, banyak orang kaya melampiaskan ujian yang didapatkan dengan sesuatu yang dilarang karena mereka pikir itu jalan menyelesaikan masalah seperti contoh memakai narkoba mendatangi tempat hiburan malam dan lain sebagainya. Malah saat mereka melakukan hal tersebut akan timbul masalah yang baru.

Kebanyakan orang lari dari ujian karena merasa ujian yang diberikan adalah ujian yang terberat dibandingkan orang lain, padahal ujian dalam hidupnya masih jauh dibandingkan ujian orang lain. 

Dalam Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 153 ada panggilan khusus oleh Allah kepada orang yang tertimpa ujian. Panggilan itu adalah  "wahai orang-orang yang beriman" kata kuncinya yaitu bagi orang orang yang beriman memohonlah pertolongan kepada Allah SWT dengan sabar dan shalat. 

Kata sabar disebutkan 103 kali pada 45 surah di dalam Al Quran, artinya begitu banyak Allah mengulang kata sabar dalam Al Qur'an dikarenakan lemahnya tingkat kesabaran manusia maka agar bersabar Allah SWT terus ulang kalimat sabar sebanyak mungkin. 

Kata Imam Al Ghazali, "Sabar itu adalah ketetapan hati melaksanakan tuntunan agama dalam menghadapi rayuan nafsu" jika dipahami lemahnya sabar dikarenakan tidak kuatnya manusia menghadapi rayuan pada nafsu dirinya sendiri. Kembali pada ayat Al Qur'an di atas jika dipahami lebih mendalam seorang hamba kenapa diberikan ujian, alasannya karena dia adalah orang yang beriman.

Senada dengan hadits Rasulullah SAW, "Dunia itu penjara bagi orang yang beriman dan surganya orang orang kafir." (HR. Muslim)

Menurut Imam An Nawawi kata penjara dalam hadits tersebut adalah adanya batasan batasan kehidupan selama hidup di dunia bagi orang yang beriman. Sehingga, saat di akhirat tidak akan ada lagi batasan atau larangan seperti yang ada di dunia saat ini.

Ternyata, ujian adalah tanda kemampuan seorang hamba dalam mengatasinya. Karena kita mampu menghadapi maka Allah uji. Seperti yang disebutkan dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 286 "Allah SWT tidak menguji seorang hamba di luar batas kemampuannya" berarti jelaslah karena Al Qur'an merupakan pedoman dalam kehidupan dan tidak ada keraguan di dalamnya bahwa ujian seorang hamba tanda dia mampu atau layak untuk mengatasinya.

Hikmah di balik ujian juga membuat kita untuk menaruhkan harapan kepada Allah yang maha mengetahui. Bisa jadi saat merasa jika yang  diinginkan pada kehidupan merupakan sesuatu hal yang baik menurut kita tapi kata Allah itu tidak baik. Maka kacamata Allah SWT dalam melihat kehidupan kita lebih jernih dibandingkan kita yang melihat kehidupan pribadi. Terkadang kehilangan yang kita anggap buruk tapi menurut Allah kehilangan itu baik untuk kita, karena bisa jadi Allah tidak ingin kecintaan kita terhadap sesuatu hal yang hilang lebih dari rasa cinta kepada Nya. Inilah yang disampaikan dalam Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 216 "Terkadang tatkala kita tidak menyukai sesuatu hal tapi kata Allah itu baik untuk kita, dan terkadang kita tatkala kita menyukai sesuatu hal tapi kata Allah itu tidak baik untuk kita. Allah mengetahui dan kita tidak mengetahuinya."

Terakhir pada tulisan ini kita berharap dapat mengambil hikmah dari setiap ujian. Karena perbedaan ujian dalam kehidupan adalah kita diberikan ujian terlebih dahulu lalu mengambil pelajaran di dalamnya. Sedangkan ujian di sekolah atau ujian dalam lembaga pekerjaan kita belajar terlebih dahulu lalu melakukan ujian. 

Tetaplah mengingat janji Allah SWT "Sesungguhnya bersama kesulitan terdapat kemudahan" (QS. An Nashr : 6) kata  (ma'a) di sini artinya bersama, dalam ilmu Nahwu disebut dengan "Dzhorfu Makan" yang menunjukkan keberadaan. Keberadaan itu adalah adanya kesulitan bersamanya kemudahan.

Intinya jangan pernah khawatir pada ujian yang Allah berikan kepada kita karena itu merupakan tanda berimannya seorang hamba dan tanda bahwa seorang hamba tersebut mampu untuk menghadapi ujian yang Allah berikan.

Tidak ada badai yang tidak akan berlalu, seperti yang disampaikan seorang sufi kepada seseorang raja yang meminta nasihat padanya yaitu (Ini akan Berlalu) artinya tidak ada ujian yang tidak akan berlalu. Sukses untuk kita semua dalam menghadapi ujian dalam kehidupan aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun