Semua orang pasti mengenal olahraga sepak bola. Sepak bola kemungkinan ada semenjak masyarakat kuno, mulai menghibur dengan cara menggunakan sebuah kaki. Tidak tahu bangsa mana yang memulai, dan bagaimana masyarakat menamakan sepak bola. Jauh dari sebuah peradaban Kuno, istilah sepak bola dikenal sebagai "Cuju" yang ada pada masyarakat Kuno Tiongkok Dinasti Han dari tahun 206 SM sampai 220 M.Â
Terlepas dari sebuah sejarah, ada yang menarik dari semua itu, seperti popularitas yang disukai oleh masyarakat Dunia. Popularitas sepak bola tidak di ragukan lagi. Di mulai dari anak-anak, Dewasa, sampai orang yang paling uzur menyukai gelanggang sepak bola.Â
Sepak bola tidak akan habis sampai peradaban manusia yang akan menelannya, seperti gelagat kitab yang sering di katakan oleh orang bertutup kepala. Bagi yang fanatik dengan sepak bola, pasti seorang itu akan melakukan apapun, demi mendambakan olahraga ini. Di mulai dengan fans club, koleksi jarsey, sampai mengikuti perkembangan pemain, skor, peringkat dan transfer.Â
Sepak bola bukan hanya identik dengan rumput hijau, taktik, suporter bahkan goal. Sepak bola saat ini telah menjalar pada pasar yang dijadikan keuntungan profit. Sebagai contoh sebuah club Napoli yang mengalami kebangkrutan. Napoli dinyatakan bankrut, setelah gagal membayar utang sebesar 70 juta Euro.Â
Pada tahun 2004, terpaksa club yang identik dengan warna biru muda ini, gagal memenuhi syarat administrasi bermain di Serie B Musim 2004/2005. Strategi pengalihan dan pemasaran yang dibuat oleh Aurelio De La, sebagai pemgang club Napoli akhirnya bangkit dari keterpurukan. Inilah pasar yang dapat menyelematkan sebuah club Napoli ini.
Begitu juga dengan julukan "Las Rouge et Blanc", juga pernah mengalami kebangkrutan pada musim 2010/2011. Club ini keberuntungan dengan kedatangan investor Rusia yang memberikan suntikan dana yang besar, sehingga membuat As Monaco Kembali ke Ligue I. Lagi-lagi yang menyelamatkan krisis adalah investasi dan pasar.
Sepak bola akan bangkrut, jika management keuangan tidak stabil. Sehingga untuk menyelamatkan Club adalah memakai strategi pasar dan investasi. Tidak ada cara lain, Ronaldo dengan Al-Nassr tidak berarti apa-apa, tanpa di kendalikan management pasar. Management pasar sangat berperan, agar club bisa mentereng prestasi yang lebih banyak dan hidup lebih lama. Â
Melalui Pasar Bebas, Sepak bola akan hidup berkembang. Pasar bebas sebagai imunisi bagi club maupun perusahaan, karena apabila hanya mengendalikan permainan di atas lapangan, sepak bola hanya permainan sirkuit yang di tonton. Walaupun banyak pemain bintang, namun kalau tidak menghasilkan surplus buat club, maka sekelas Ronaldo sebagai pemain bintang akan di depak ke club lain untuk dijual demi menjaga stabilitas keuangan.Â
Di era modern, sepak bola sebagai ajang usaha yang mentereng, dan banyak disukai oleh penggemarnya. Sebagai titik promosi, club biasanya menggunakan player untuk meraup keuntungan. Player dan best player, semua itu diatur oleh panitia sepak bola. Tidak heran, turnamen yang paling kecilpun akan mendapatkan perhatian lebih bagi banyak orang, seperti penjudi, investor sampai penggemar.
Banyak uang yang mengalir, dan perputaran uang semakin tak terkendalikan. Ini semua adalah tujuan mendapatkan profit. Urusan pertandingan dilain hal, sisi yang paling utama berapa banyak yang dapat keuntungan, itulah sepak bola.Â
Club Manchester City adalah club menghasilkan kekayaan yang begitu besar. Seperti Investasi dalam infrastruktur Etihad yang menambah kekayaan sebesar Rp11,5 triliun. Forbes menyebutkan bahwa Man City memiliki nilai valuasi mencapai Rp63,75 triliun. Saat ini The Sky Blues berada di Posisi ke-6, sebagai klub sepak bola paling berharga di dunia. Begitu juga dengan best player, seperti Critian Ronaldo. Cristian Ronaldo mengantongi uang setiap tahunnya sekitar Rp3,2 Triliun. Ini di dapat dari gaji dan endorsement pasar yang dia dapat.Â