Mohon tunggu...
Yusril Ihza Mahendra
Yusril Ihza Mahendra Mohon Tunggu... profesional -

Lawyer, Professor of Constitutional Law, Former Minister of Justice, Former Minister/Secretary of State, Republic of Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Buat Apa Minta Maaf, Saling Mengerti Saja!

31 Agustus 2012   10:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:05 2493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda dinilai balas dendam kepada SBY karena dipecat dari kabinet?

Balas dendam itu kan stigma baru lagi. Saya tahu ada yang me­nu­duh bahwa saya sakit hati karena dipecat SBY. Propaganda politik itu sebenarnya bukan ke­benaran tapi menciptakan stigma-stig­ma kepada lawan. Itu salah satu penyakit pemerintah ini. Orang suka menyerang orang lain semaunya. Ketika dibalikkan argumennya, mereka nggak bisa jawab. Malah menciptakan stigma, itu kultur yang buruk.

Anda merasa dirugikan?

Tentu saya merasa dirugikan karena terus menerus mencipta­kan stigma untuk saya. Padahal saya tidak pernah menciptakan stig­ma pada orang lain. Kalau berdebat dengan orang, saya rontokkan argumentasinya dan melawan pikirannya tapi saya tidak melakukan stigma-stigma orang itu dengan stigma tertentu. Perlu diketahui, sejak 2004 me­reka selalu menciptakan stigma bahwa saya ini koruptor tapi me­re­ka kan sudah punya KPK dan nggak ada buktinya. Setiap hari di twitter ada tuduhan-tuduhan ini dan saya tahu bahwa mereka ini style-nya orang suruhan.

Sebelumnya Anda tidak pernah membalasnya?

Mereka ini kan menyerang terus dan memaki-maki saya. jawa­ban saya tidak pernah diper­hati­kan dan dipertimbangkan. Tapi mereka menyerang saya terus. ini membuktikan mereka tidak punya ide untuk membantah saya. Kalau misalnya mereka menembak sepuluh kali kepada saya, dan saya tembak balik satu kali, mereka tidak merubah strategi tembakannya, karena hanya prajurit. Sebenarnya ada upaya sistematik untuk mengerjai saya dan nggak pernah bosan. Saya serang balik, mereka sudah kebakaran jenggot.

Ucapan Anda di twitter dinilai menghina Presiden, tanggapannya?

Saya tidak ada maksud meng­hina Presiden. Sama sekali tidak ada. Tapi tolong juga jangan menghina saya.

Sebenarnya ada apa Anda sering berseteru dengan Denny Indrayana?

Saya pikir dia hanya pion. Sejak dari Pukat UGM sampai sekarang kerjaannya begitu. Ada kerjaan sistematik untuk membunuh karakter saya dengan terus menciptakan perang urat saraf dan stigma. Saya juga nggak ngerti. Ada apa sih sebenarnya. Waktu saya mencalonkan diri sebagai presiden, tiba-tiba dilibatkan kasus Sisminbakum. Ke­mu­di­an menciptakan stigma un­tuk mem­bunuh karakter. Sebenarnya selama ini saya malas bereaksi. Tapi kalau begini terus, ya saya coba balikin. Saya menggunakan senjata-senjata yang mereka pakai. Saya ini belum menggunakan senjata saya sendiri. Tapi semuanya sudah goyah. SBY harus bersikap tegas kepada pembantunya yang hanya membikin kegaduhan di negara ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun