Anda dinilai balas dendam kepada SBY karena dipecat dari kabinet?
Balas dendam itu kan stigma baru lagi. Saya tahu ada yang meÂnuÂduh bahwa saya sakit hati karena dipecat SBY. Propaganda politik itu sebenarnya bukan keÂbenaran tapi menciptakan stigma-stigÂma kepada lawan. Itu salah satu penyakit pemerintah ini. Orang suka menyerang orang lain semaunya. Ketika dibalikkan argumennya, mereka nggak bisa jawab. Malah menciptakan stigma, itu kultur yang buruk.
Anda merasa dirugikan?
Tentu saya merasa dirugikan karena terus menerus menciptaÂkan stigma untuk saya. Padahal saya tidak pernah menciptakan stigÂma pada orang lain. Kalau berdebat dengan orang, saya rontokkan argumentasinya dan melawan pikirannya tapi saya tidak melakukan stigma-stigma orang itu dengan stigma tertentu. Perlu diketahui, sejak 2004 meÂreka selalu menciptakan stigma bahwa saya ini koruptor tapi meÂreÂka kan sudah punya KPK dan nggak ada buktinya. Setiap hari di twitter ada tuduhan-tuduhan ini dan saya tahu bahwa mereka ini style-nya orang suruhan.
Sebelumnya Anda tidak pernah membalasnya?
Mereka ini kan menyerang terus dan memaki-maki saya. jawaÂban saya tidak pernah diperÂhatiÂkan dan dipertimbangkan. Tapi mereka menyerang saya terus. ini membuktikan mereka tidak punya ide untuk membantah saya. Kalau misalnya mereka menembak sepuluh kali kepada saya, dan saya tembak balik satu kali, mereka tidak merubah strategi tembakannya, karena hanya prajurit. Sebenarnya ada upaya sistematik untuk mengerjai saya dan nggak pernah bosan. Saya serang balik, mereka sudah kebakaran jenggot.
Ucapan Anda di twitter dinilai menghina Presiden, tanggapannya?
Saya tidak ada maksud mengÂhina Presiden. Sama sekali tidak ada. Tapi tolong juga jangan menghina saya.
Sebenarnya ada apa Anda sering berseteru dengan Denny Indrayana?
Saya pikir dia hanya pion. Sejak dari Pukat UGM sampai sekarang kerjaannya begitu. Ada kerjaan sistematik untuk membunuh karakter saya dengan terus menciptakan perang urat saraf dan stigma. Saya juga nggak ngerti. Ada apa sih sebenarnya. Waktu saya mencalonkan diri sebagai presiden, tiba-tiba dilibatkan kasus Sisminbakum. KeÂmuÂdiÂan menciptakan stigma unÂtuk memÂbunuh karakter. Sebenarnya selama ini saya malas bereaksi. Tapi kalau begini terus, ya saya coba balikin. Saya menggunakan senjata-senjata yang mereka pakai. Saya ini belum menggunakan senjata saya sendiri. Tapi semuanya sudah goyah. SBY harus bersikap tegas kepada pembantunya yang hanya membikin kegaduhan di negara ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H