Kesenjangan sosial merujuk pada perbedaan yang signifikan dalam hal akses, kekayaan, pendapatan, peluang, status, dan kehidupan antara kelompok sosial dalam suatu masyarakat.Â
Kesenjangan sosial dapat terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan akses terhadap sumber daya. Kesenjangan sosial dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti ketidaksetaraan dalam distribusi kekayaan dan sumber daya, perbedaan dalam akses terhadap pendidikan dan kesempatan kerja, diskriminasi berdasarkan jenis kelamin, ras, agama, etnisitas, atau latar belakang sosial, serta kebijakan pemerintah yang tidak adil atau tidak memadai. Kesenjangan sosial dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan ketegangan sosial, mengurangi stabilitas politik, dan menghalangi pembangunan berkelanjutan. Selain itu, kesenjangan sosial juga dapat mempengaruhi kesejahteraan individu dan kelompok yang kurang beruntung secara keseluruhan, karena mereka mungkin tidak memiliki akses yang cukup terhadap layanan kesehatan, pendidikan yang berkualitas, dan peluang ekonomi.
Berikut beberapa fakta dan data tentang kesenjangan sosial di Indonesia seperti:
1. Indeks Gini: Indeks Gini digunakan untuk mengukur kesenjangan pendapatan di suatu negara. Skala indeks Gini berkisar antara 0 hingga 1, di mana 0 berarti kesetaraan sempurna (pendapatan yang sama untuk semua orang) dan 1 berarti ketimpangan maksimal (seorang individu memiliki seluruh pendapatan). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada 2020, indeks Gini Indonesia sebesar 0,382, naik dari 0,381 pada 2019. Ini menunjukkan bahwa kesenjangan pendapatan di Indonesia masih relatif tinggi.
2. Kesenjangan Pendidikan: Kesenjangan dalam akses dan kualitas pendidikan juga merupakan faktor penting dalam kesenjangan sosial di Indonesia. Meskipun kemajuan telah dicapai dalam meningkatkan akses pendidikan, terdapat kesenjangan yang signifikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta antara pulau-pulau di Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia masih menghadapi tantangan dalam hal infrastruktur pendidikan, fasilitas, dan kualitas pengajaran.
3. Kesenjangan Regional: Indonesia memiliki keragaman geografis, budaya, dan ekonomi yang besar. Kesenjangan antara pulau-pulau dan wilayah di Indonesia sering kali menciptakan ketimpangan dalam hal pembangunan, ekonomi, dan akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan. Beberapa pulau yang terpencil atau daerah terpencil di Indonesia sering mengalami kesulitan dalam mengakses fasilitas dan layanan penting.
4. Kesenjangan Gender: Meskipun Indonesia telah membuat kemajuan dalam pemberdayaan perempuan, kesenjangan gender masih ada. Perempuan di Indonesia sering menghadapi kesulitan dalam mendapatkan akses ke pendidikan, kesempatan kerja yang setara, dan partisipasi politik yang sama dengan laki-laki. Kesenjangan ini dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan ekonomi negara.
5. Kesenjangan Kesehatan: Terdapat kesenjangan yang signifikan dalam akses dan kualitas layanan kesehatan di Indonesia. Daerah terpencil dan masyarakat miskin seringkali menghadapi tantangan dalam mengakses fasilitas kesehatan yang memadai. Hal ini dapat mempengaruhi harapan hidup dan kualitas hidup mereka.
6. Kesenjangan Sosial-Ekonomi: Terdapat kesenjangan sosial-ekonomi yang signifikan antara kelompok-kelompok masyarakat di Indonesia. Kelompok masyarakat yang lebih miskin biasanya menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar, seperti pangan, air bersih, perumahan, dan pendidikan yang berkualitas. Sementara itu, kelompok masyarakat yang lebih kaya memiliki akses yang lebih besar terhadap sumber daya dan kesempatan ekonomi.
Dampak yang dapat kita rasakan dari kesenjangan sosial yaitu (1) Ketimpangan akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, air bersih, sanitasi, dan perumahan. (2) Ketidakadilan ekonomi, beberapa orang atau kelompok yang kaya dan berkuasa dapat memperoleh keuntungan ekonomi yang besar, sementara banyak orang lainnya tetap berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. (3) Ketegangan sosial dan sonflik, ketidakadilan dan perbedaan akses terhadap sumber daya dapat memicu konflik sosial antara kelompok-kelompok yang berbeda, seperti konflik antara kaya dan miskin, antara perkotaan dan pedesaan, atau antara kelompok etnis atau agama yang berbeda. (4) Terbatasnya mobilitas sosial, dan yang terakhir yaiu tantangan pembangunan berkelanjutan. Adapun upaya yang dilakukan untuk mengatasi dampak-dampak negatif kesenjangan sosial, pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama dalam menerapkan kebijakan yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat, peningkatan akses terhadap pendidikan dan kesehatan, perlindungan sosial, dan penciptaan peluang ekonomi yang adil. Upaya ini harus dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang inklusif dan adil bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Penulis memberikan solusi dan kesimpulan yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah tersebut seperti meningkatkan kualitas pendidikan didaerah pedesaan yang tertinggal, meningkatkan lapangan pekerjaan, memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang kurang mampu, pemberdayaan ekonomi seperti memberikan pelatihan hingga mendukung pengembangan umkm, selalu melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan membangun sistem tata kelola yang transparan, akuntabel, dan bebas korupsi.Â