Mohon tunggu...
Kang Yusril
Kang Yusril Mohon Tunggu... BELUM/TIDAK BEKERJA -

Fa inna ma'al 'usri yusra Inna ma'al 'usri yusra.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Ketika Strategis Li Yongbo Bercampur Trauma

21 Februari 2016   01:17 Diperbarui: 21 Februari 2016   02:15 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tim Thomas Cup Indonesia 2016. Foto: liputan6.com"][/caption]

Kualifikasi Thomas Uber Cup 2016 sudah memasuki babak final. Tim Thomas Indonesia dan juara bertahan edisi 2014, Jepang akan saling berhadapan dibabak final. Sedangkan tim uber China akan bersua dengan tim Negeri Sakura, Jepang. Tim Thomas Indonesia yang diunggulkan ditempat kedua  lolos ke partai puncak setelah mengandaskan perlawanan tuan rumah, India dengan skor 3-1, sedangkan Tim thomas Jepang sukses menahan laju tim Korea unggulan pertama dengan skor 3-0.

Babak kualifikasi Thomas dan Uber Cup tahun ini menyisahkan banyak tanda tanya besar khususnya tim Thomas Negeri Tirai Bambu, China. Bagaimana tidak, perjalanan mereka selama babak kualifikasi edisi 2016 tidak semulus seperti babak kualifikasi tahun 2012 dan 2014. Dua edisi sebelumnya, perjalanan tim China begitu meyakinkan. Tim China selalu menang telak saat menghadapi tim pesaingnya. Namun keadaan berbalik di edisi tahun ini. Menang tipis, 3-2 saat berhadapan dengan tim Singapura dan kalah 2-3 saat berhadapan dengan tim India. Tim China pun harus puas sebagai runner up grup di bawah tim India.

Dibabak perempat final, tim China dipecundangi tim Korea. Tim Korea sukses memermalukan tim China dengan skor telak 3-0. Hal yang menimpa tim China pada babak kualifikasi Thomas cup edisi 2016 ini tentu publik akan bertanya, MENGAPA? MENGAPA? dan MENGAPA? Masih layak kah tim Thomas China diperhitungkan saat final Thomas cup bulan Mei mendatang? Kira-kira, Li Yongbo akan beralasan apa untuk menanggapi kekalahan memalukan para anak didiknya?

Li Yongbo sepertinya masih trauma akan kegagalan mereka memertahankan gelar juara mereka ditahun 2014 lalu. Bukan hanya itu, Li Yongbo juga gagal menciptakan rekor baru ditahun 2014. Ali-ali berambisi melampaui capaian tim Indonesia menjuarai piala Thomas sebanyak 6 kali secara beruntun pun harus kandas. 

Li Yongbo sebenarnya mengikuti langkah Rexy Mainaky dan kepengurusan PBSI, yakni memberikan kepercayaan atlit junior menjadi tim inti kejuaraan beregu. Li Yongbo pernah mengeluarkan pernyataan bahwa Ia sangat mengagumi strategis dan langkah PBSI melibatkan atlit  junior saat kejuaraan Sudirman Cup edisi 2013 dan 2015. Ditahun 2013, China menang tipis 3-2 atas Indonesia dan berlanjut ditahun 2015 juga dengan skor yang sama. Saat itu, tim Indonesia dipiala Sudirman dihuni oleh pemain-pemain junior meski tidak semuanya.

Keberanian Indonesia kala itu ternyata secara diam-diam, Li Yongbo menerapkan strategis yang dilakukan oleh Indonesia. Terbukti, babak kualifikasi thomas tahun ini, Li Yongbo melibatkan atlit juniornya. Hasilnya, Li Yongbo harus meratapi kegagalan anak asuhnya karena harus tersingkir dibabak perempatfinal. 

Kegagalan tim Thomas China di tahun 2014, kemungkinan meninggalkan rasa trauma yang mendalam bagi seorang Li Yongbo. Belum sembuh rasa trauma dua tahun silam, kini ia harus memerpanjang kembali rasa trauma dalam dirinya. Li Yongbo punya banyak stok atlitnya. Chen Long, Lin Dan, Zhang Nan, Fu Haifeng, Chai Biao, dan  Hong Wei tidak ambil bagian pada babak kualifikasi kali ini. Tapi bukan berarti penyebab kegagalan mereka dibabak kualifikasi kali ini karena tanpa kehadiran mereka. Buktinya, tahun 2014 lalu, nama-nama yang disebutkan tadi ambil bagian dan harus berakhir memalukan. 

Setelah kegagalan mengikuti terobosan yang dilakukan Indonesia, saya semakin penasaran langkah selanjutnya yang akan dilakukan seorang Li Yongbo. Masih ingin mencoba mengikuti strategis Indonesia atau??? Sepanjang tahun 2015, China gagal melahirkan nama-nama baru didunia bulutangkis. Ini tentunya berimbas pada komposisi pemain inti piala Thomas edisi 2016 akan sama dengan tahun 2014 lalu. Sektor ganda, Zhang Nan/Fu Haifeng juga masih kurang stabil. Liu Xialong/Qiu Zihan dan Chai Biao/Hong Wei juga seperti itu. Sektor tunggal hanya Chen Long yang dapat diandalkan. Pemain junior China yang ambil bagian dikualifikasi kali ini pun tidak ada yang dapat diandalkan. Selamat berolah strategis bagi kubu China, khususnya Li Yongbo.

Bulan Mei mendatang, saat kejuaraan Final Thomas dan Uber Cup dihelat tepatnya di Kota Kunshan, China, pastinya akan penuh dengan emosi dan gengsi khususnya tim China. Edisi tahun 2016, menurutku akan menjadi pertandingan terbaik sepanjang pelaksanaan kejuaraan Thomas cup digelar. Tentu China akan dihantui kegagalan tahun lalu dan juga tahun 2002 silam. Kala itu China gagal sebagai tuan rumah karena dipecundangi Indonesia dibabak semifinal

Akankah China kembali merebut piala Thomas atau tim China dan publik China harus menyaksikan keperkasaan tim negara lain dalam kejuaraan Thomas Uber Cup tahun 2016?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun