Mohon tunggu...
Kang Yusril
Kang Yusril Mohon Tunggu... BELUM/TIDAK BEKERJA -

Fa inna ma'al 'usri yusra Inna ma'al 'usri yusra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Logistik Bantuan Korban Bencana “Harus Amanah”

27 Januari 2014   03:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:26 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun ini, Indonesia bertajuk “Bencana Menyapa”. Hampir semua pulau yang ada di Indonesia seperti Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, dan lainnya dilanda bencana alam seperti abrasi dan gelombang pasang, angin puting beliung, banjir, letusan gunung, gempa bumi, dan tanah longsor. Untuk mengetahui lebih lanjut bencana yang melanda setiap daerah, silakan baca Harian Kompas Edisi Kamis, 23 Januari 2014 Halaman 24-25. Monggo . . . :)

Situasi seperti ini, tentu saja, akan ada korban jiwa. Sudah menjadi kewajiban kita sebagai manusia untuk saling membantu dan menolong sesama yang sedang dirundung duka. Hal ini tidak lain karena manusia merupakan mahluk sosial yang tidak mungkin dapat hidup sendiri. Semua manusia pada hakikatnya adalah bersaudara. Diibaratkan jika salah satu anggota tubuh kita sakit maka seluruh anggota tubuh yang lainnya akan merasakan sakit pula.

Bantuan korban bencana biasanya berupa uang yang jumlahnya fantastik sekali. Selain bentuk uang, bantuan berupa benda (logistik) juga berdatangan dari handa taulani bak hujan, seperti sembako, obat-obatan, hingga pakaian menumpuk di tenda-tenda logistik pengungsian. Namun yang jadi pertanyaan adalah “sudahkan bantuan itu disalurkan kepada mereka yang membutuhkan sebagai bagian dari hak mereka?”. Bantuan korban bencana dapat menjadi “ladang” bagi “oknum” yang tidak manusiawi. Saya masih ingat, dulu ketika menjadi relawan Erupsi Merapi Jogja pada 2010 silam. Almamater kami membuka posko relawan Erupsi Merapi yang disetarakan dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) meski sebenarnya kami juga adalah korban Erupsi Merapi. . . :)

[caption id="attachment_308462" align="aligncenter" width="529" caption="Tim relawan KKN erupsi Merapi. Foto: Dokumen pribadi"][/caption]

Di Posko tempat kami ditugaskan, bantuan datang silih berganti hampir setiap jam dan hari. Bantuan berupa sembako, keperluan mandi,  dan obat-obatan yang paling banyak hingga ruangan berukuran 4x4 meter bak miniatur Gunung Merapi. Ditambah lagi Tim Gegana Brimob dan TNI Manado saat itu juga mendirikan tenda lengkap dengan sembakonya. Bantuan berupa uang ditempatkan tersendiri di “amplop” milik siapa? Aku pun tak tahu. Ketika seorang atau lembaga instansi datang memberikan bantuan berupa uang, kami diperintahkan untuk menyuruh donator tersebut  ketemu langsung sama Pak Anu di ruangan. Di struktur organisasi relawan, nama Pak Anu hanya anggota keamanan. Entahlah keamanan lingkungan atau keamanan “gambar pahlwan”. Aku tidak mau ngurusin masalah itu, yang terpenting dapat sertifikat KKN, lulus syarat ujian skripsi, dan pengabdian saya kepada sesama, tentunya.

[caption id="attachment_308459" align="aligncenter" width="530" caption="Ruang tempat penyimpanan logistik bantuan korban erupsi Merapi. Foto: milik pribadi."]

1390765456485160980
1390765456485160980
[/caption]

Sehari sebelum masa akhir KKN usai, kami membuat paket sembako untuk semua pengungsi berjumlah 159 orang. Isi dalam kemasan paket terdiri dari (yang aku ingat): 3 kg beras, 1 kg gula pasir, 2 teh poci, 1 kg minyak goreng, 10 butir telur, 10 mie instan, 5 sabun mandi, 1 pasta gigi, obat-obatan, dan sebuah handuk. Setelah dilakukan pengepakkan, ternyata masih tersisa kurang lebih 5 ton beras. Belum lagi logistik lainnya yang masih tersisa. Baju saat itu tidak dibagikan. Malam terakhir kami di lokasi KKN, masih menyisahkan tumpukkan logistik yang belum atau tidak tersalurkan.

[caption id="attachment_308461" align="aligncenter" width="520" caption="Jumlah pengungsi korban erupsi Merapi. Foto: Dokumen pribadi"]

13907662532119441129
13907662532119441129
[/caption] [caption id="attachment_308457" align="aligncenter" width="514" caption="Pengepakkan sembako untuk korban erupsi Merapi 2010. Foto: Dokumen pribadi"]
13907648841295743459
13907648841295743459
[/caption]

Dua minggu pasca relawan KKN usai dan aktifitas kembali berjalan normal, saya mendapat undangan untuk menghadiri acara perpisahan dan pembubaran panitia relawan erupsi Merapi yang berlokasi di posko tempat kami ditugaskan. dulu, namun saat itu saya memilih untuk tidak hadir. Menurut informasi teman KKN yang ikut dalam acara tersebut, “suasana posko masih sama ketika hari terakhir kami bertugas. Masih nampak sebagian sisa logistik yang belum juga disalurkan kepada mereka yang berhak. Lanjutnya. Acara pembubaran panitia itupun tidak ada laporan khusus dari penanggung jawab utama posko terkait bantuan yang masuk dan proses pendistribusiannya sudah sampai di mana”.

[caption id="attachment_308458" align="aligncenter" width="546" caption="Tumpukkan beras yang tersisa. Baru sebagian saja, yang lainnya masih di dalam ruang logistik. Foto: Dokumen pribadi"]

1390765187444469601
1390765187444469601
[/caption]

Positif thingking dan tidak berburuk sangka memang dituntut untuk segala situasi, termasuk menyikapi masalah ini. Bisa saja, sisa logistik didistribusikan dikemudian hari. Namun, apa yang terjadi saat itu, menjadikan kita untuk lebih berhati-hati lagi dalam mengemban sebuah amanah. Mungkin, ada baiknya saat pengepakkan semua bantuan yang ada  dibagikan kepada para korban bencana, karena itu adalah hak mereka. Apalagi pasca bencana, para korban tentu membutuhkan banyak keperluan hidup. Dengan banyaknya bantuan yang mereka peroleh, mereka dapat menggunakan uang mereka yang ada untuk merenofasi rumah mereka yang mungkin hancur diterpa bencana tanpa harus membagi uang mereka untuk kebutuhan dapur. . . :)

Nah semoga pengalaman ini dapat dijadikan bahan untuk kita semua. Bagi mereka yang diberi amanah, jadilah pemberi amanah yang sejati dan bertanggung jawab, jangan munafik. Nanti kualat loh. Dan jika kita ingin memberikan bantuan sebaiknya langsung ke pihak yang dituju. Jika jaraknya jauh, misalnya Sabang – Merauke, mungkin lebih baiknya bantuan itu diserahkan melalui lembaga BAZNAS (Badan Amil, dan Zakat Nasional) karena selama ini kinerja mereka bagus dan amanah. Jika masih meragukan juga, kirim doa saja karena doa merupakan sedekah yang bernilai pahala tinggi dan wujud rasa cinta kasih kita terhadap sesama. Insya Allah . .  :)

"Suatu urusan yang jika dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya dan tidak amanah, maka kebinasaan (kehancuran)lah yang akan terjadi" (Tafsir an-Nisȃ’: 58).

Semoga bermanfaat. . . :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun