Mohon tunggu...
YUSRIKA YUSRIKA
YUSRIKA YUSRIKA Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru di SMA Bina Cipta Palembang. Mata pelajaran yang saya ampuh adalah Bahasa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Azaz Pemikiran Ki Hajar Dewantara

16 Juli 2024   15:03 Diperbarui: 16 Juli 2024   15:06 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran di SMA Bina Cipta Palembang (Dokpri)

Salam guru penggerak tergerak, bergerak, menggerakan

Saya Yusrika, S.Pd Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Pada kesempatan kali ini saya akan menulis artikel yang berisi tentang jurnal refleksi dwimingguan modul 1.1. Jurnal ini saya buat untuk mereksikan diri saya setelah mengikuti Peendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 11 selama 2 minggu. Jurnal ini akan dibuat secara rutin setiap perdua minggu sebagai salah satu tugas wajib yang harus dikerjakan oleh Calon Guru Penggerak.

Penulisan jurnal refleksi modul 1.1 ini menggunakan model 1 (satu) yaitu model 4F (fact, feeling, findings, dan future. 4F adalah model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F diterjemahkan menjadi 4P yaitu peristiwa, perasaan, pembelajaran, penerapan.

Berikut jurnal refleksi dwimingguan saya :

1. Peristiwa (Fact)

Pendidikan Calon Guru Penggerak ini dimulai dengan mempelajari modul 1.1 tentang mulai dari diri kemudian eksplorasi konsep di ruang diskusi virtual yang dipandu oleh fasilitator Bapak Dwi Setyono. Pada kegiatan mulai dari diri dan eksplorasi konsep ini, kami mulai memahami konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan dan pengajaran. Kami juga melakukan diskusi di ruang diskusi virtual dengan fasilitator dan teman Calon Guru Penggerak lainnya sehingga bertambahlah pemahaman kami tentang pendidikan.

Dua pekan saya menambah wawasan melalui pelatihan mandiri dan diskusi virtual di LMS tentang refleksi filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Adapun serangkaian kegiatan yang saya pelajari di LMS adalah mulai dari diri, eksplorasi konsep, forum diskusi, ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi dan aksi nyata.

2. Perasaan (Feeling)

Selama dua minggu saya telah mengikuti beberapa kegiatan Pendidikan Calon Guru Penggerak. Perasaan saya pada saat pertama kali mengikuti Pendidikan Calon Guru Penggerak ini adalah takut, ragu bercampur bahagia dan bangga. Ragu dan takut apabila nanti saya tidak bisa membagi waktu sehingga saya tidak bisa mengikuti kegiatan ini dengan baik karena mungkin nantinya akan ada kegiatan Pendidikan Calon Guru Penggerak ini yang pelaksanaannya bersamaan dengan kegiatan di sekolah. Perasaan bangga karena saya termasuk ke dalam kategori guru yang lulus mengikuti serangkaian tes untuk mengikuti Pendidikan Calon Guru Penggerak ini. Selain itu juga ada rasa bahagia karena dengan mengikuti Pendidikan Calon Guru Penggerak ini, saya bisa menambah wawasan dan mengembangkan kompetensi diri di dunia pendidikan yang saya geluti saat ini. Semangat yang kuat bisa membunuh rasa takut dan ragu yang pernah terlintas di benak saya. Saya pun sangat senang bisa berada disekeliling orang-orang hebat, yang ingin sama-sama berkembang untuk menjadi lebih baik.

Selama dua pekan mengikuti kegiatan Pendidikan Calon Guru Penggerak ini banyak ilmu yang saya peroleh. Mulai dari apa definisi pendidikan dan pengajaran yang 

sebenarnya, bagaimana menjadi seorang pendidikan yang harus menghamba pada anak dengan konotasi yang positif, mendesain strategi dan metode pembelajaran yang menarik yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman yang sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan tetap menjaga sosio kultural budaya Indonesia. Serangkaian pembelajaran di LMS menyadarkan saya bahwa apa yang saya ketahui tentang pendidikan dan pengajaran ternyata tidak sesuai dengan konsep dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara. Saya berharap dengan mempelajari modul 1.1 dan mengikuti Pendidikan Calon Guru Penggerak ini , saya bisa menjadi pemimpin pendidikan yang bisa mendidikan anak sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya serta menjadi contoh yang positif untuk teman sejawat.

Mulai saat ini saya berusaha untuk menerapkan konsep dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara pada saat saya melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Saya harus mempraktikan hal-hal baik yang saya peroleh pada kegiatan Pendidikan Calon Guru Penggerak ini. Adapun ide yang muncul dalam pemikiran saya adalah saya akan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media Canva dan merefleksikan pembelajaran dengan menggunakan sosil media yang di miliki oleh peserta didik sehingga membuat pembelajaran terasa menyenangkan dan tidak membosankan.

3. Pembelajaran (Findings)

Pada modul 1.1 tentang Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara yang telah saya pelajari dan pahami maka saya akan berusaha untuk mengimplementasikan dan menerapkan ilmu-ilmu yang telah saya peroleh dalam modul ini. Saya akan berusaha menjadi pendidik berkualitas yang tidak menuntut tetapi menuntun peserta didik saya untuk menjadi manusia yang merdeka dan bahagia. Saya akan menerapkan pembelajaran yang menyenangkan yang sesuai dengan kodrat zaman dan selalu terbuka dengan perkembangan teknologi dan mengadaptasikannya sesuai dengan sosio kultural budaya di Indonesia. Saya berusaha untuk memahami setiap karakter, kemampuan, dan minat peserta didik sehingga pembelajaran terasa menyenangkan dan berpihak pada murid. Saya juga berusaha untuk menjadi pemimpin pembelajaran minimal untuk teman sejawat atau sekolah tempat saya bekerja. Saya akan terus mengembangkan kemampuan saya yang selama ini belum maksimal dan saya akan terus berinovasi sehingga pembelajaran bisa berjalan dengan baik.

Seorang anak bukanlah tabularasa artinya anak bukanlah kertas kosong yang bisa digambar dan ditulis sesuai dengan kemauan kita tetapi anak adalah sebuah kertas yang sudah ada tulisannya tetapi masih samar-samar. Kodrat alamnya seorang anak sudah memiliki potensi diri yang mereka bawa sejak lahir maka tugas guru adalah menuntun anak untuk menebalkan gari-garis samar itu dan memperbaiki lakunya. Kita harus memandang anak sebagai individu yang unik dan setiap anak memiliki cari belajarnya masing-masing sehingga sebagai pendidik kita harus memahami dan menerima perbedaan tersebut dengan cara melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi dan sebagai seorang pendidik kita bukan saya memberikan pengajaran tetapi kita juga harus memberikan nilai-nilai pendidikan pada anak seperti budi pekerti dan akhlak yang baik dengan cara mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan pencapaian profil pelajar pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

4. Penerapan (Future)

Pembelajaran Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara ini, memotivasi saya untuk berusaha melakukan hal-hal terbaik dalam proses pengajaran dan pendidikan agar pendidikan yang sesuai dengan konsep dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara bisa tercapai. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membuat kesepakatan kelas di awal pembelajaran, merancang pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan serta menerapkan pembelajaran abad 21 yaitu berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif sehingga pembelajaran terasa menyenangkan dan murid bersemangat mengikuti pembelajaran. Menjadikan murid sebagai subjek pembelajaran bukan sebagai objek pembelajaran sehingga mereka bebas untuk merekspresi, berargumen, brekreasi dan berinovasi, tugas kita hanya sebagai fasilitator yang menuntun mereka dan tidak menuntut. Mengenali karakter dan latar belakang peserta didik dengan menjalin komunikasi dengan baik. Mengubah cara pandang terhadap anak yang semula berorientasi pada nilai menjadi berorientasi pada proses.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun