Penggunaan media dalam pembelajaran merupakan bagian komponen dari metode pengajaran yang merupakan upaya untuk memungkinkan proses belajar yang menggabungkan fakta dan ide-ide untuk menjelaskan materi. Media pembelajaran tidak hanya bertanggung jawab atas sampainya pesan atau informasi pembelajaran kepada siswa, tetapi juga memastikan bahwa pesan atau informasi yang disampaikan tidak terjadi penyimpangan makna. Dengan penggunaan media diharapkan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang konsep-konsep mater pelajaran semakin baik dan dapat menumbuhkan minat dan motivasi bagi siswa untuk belajar.
Dalam proses belajar mengajar, lima komponen yang sangat penting adalah tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi pembelajaran. Kelima aspek ini saling mempengaruhi. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan berdampak pada jenis media pembelajaran yang sesuai, dengan tanpa melupakan tiga aspek penting lainnya yaitu tujuan, materi, dan evaluasi pembelajaran. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi, motivasi, kondisi, dan lingkungan belajar (Hamalik, Oemar. 1990)
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap pembelajar. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu (Wiratmojo, P dan Sasonohardjo, 2002).
Media pembelajaran merupakan wahana dalam menyampaikan informasi atau pesan pembelajaran pada siswa. Oleh karena itu, guru sebaiknya menghadirkan media dalam setiap proses pembelajaran demi tercapainya tujuan yang hendak dicapai. Pernyataan tersebut di atas sesuai dengan pendapat Hamalik (2002:12), yang menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Penggunaan media dalam pembelajaran sangat berpengaruh tehadap berhasilnya suatu pembelajaran. Sesuai dengan penggunaannya, materi dan taraf siswa harus juga dapat disesuaikan oleh guru. Dengan demikian guru harus dapat menyesuaikan media apa yang tepat dan apakah cocok media tersebut dengan siswa yang akan diajar. Sadiman (1996:30), menyatakan bahwa kelebihan media pembelajaran adalah sifatnya konkrit, gambar dapat mengatasi ruang dan waktu, mengatasi keterbatasan pengamatan, memperjelas suatu masalah sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.
Definisi Media Pembelajaran Nunu Mahnun (2012) menyebutkan bahwa "media" berasal dari bahasa Latin "medium" yang berarti "perantara" atau "pengantar". Lebihlanjut, media merupakan sarana penyalur pesan atau informasi belajar yang hendak disampaikan oleh sumber pesan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Penggunaan media pengajaran dapat membantu pencapaian keberhasilan belajar. Proses belajar mengajar (PBM) seringkali dihadapkan pada materi yang abstrak dan di luar pengalaman peserta didik sehari-hari sehigga materi pelajaran menjadi sulit diajarkan oleh guru dan juga sulit untuk dipahami oleh peserta didik. Media adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengkonkretkan sesuatu yang abstrak.
Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung adalah pengalaman yang diperoleh melalui aktivitas sendiri pada situasi yang sebenarnya. Pengalaman langsung semacam itu tentu saja merupakan proses belajar yang sangat bermanfaat, sebab dengan mengalami secara langsusng kemungkinan kesalahan persepsi akan dapat dihaindari. Namun demikian pada kenyataanya tidak semua bahan pelajaran dapat disajikan secara langsung. Untuk mempelajari bagaimana kehidupan makhluk hidup di dasar laut, tidak mungkin guru membimbing peserta didik langsung menyelam ke dasar laut, atau membelah dada manusia hanya untuk mempelajari cara kerja organ tubuh manusia. Untuk memberikan pengalaman belajar semacam itu, guru memerlukan alat bantu lain seperti film, atau foto-foto, dan lain sebagainya. Alat yang dapat membantu proses belajar ini yang dimaksud dengan media atau alat peraga pembelajaran.
Diantara media dalam pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar dari pada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Menurut Gagne adalah media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar (Aristo, 2003:10). Media gambar adalah salah satu media yang tidak diproyeksikan. Media ini dapat dirancang oleh guru sendiri sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Penggunaan media gambar lebih efektif apabila gambar disesuaikan dengan tingkatan anak, baik dalam hal besarnya gambar, detail, warna, dan latar belakang yang perlu untuk penafsiran.
Menurut Azhar Arsyad (2009:25-27), manfaat praktis pengembangan media gambar dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
- Media gambar dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
- Media gambar dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar.
- Media gambar dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu, maksudnya yaitu:
- Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung diruang kelas dapat diganti dengan gambar.
- Objek atau benda yang terlalu kecil, yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan gambar.
- Kejadian langka yang terjadi dimasa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui gambar atau foto.
- Objek atau proses yang amat rumit dapat ditampilkan secara konkret melalui gambar
- Kejadian atau percobaan yang membahayakan dapat disimulasikan melalui gambar.
- Peristiwa alam yang memakan waktu lama dapat disajikan melalui gambar.
- Dapat memberikan kesamaan pengalaman dan persepsi pada siswa
Media gambar tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Kelebihan dari media gambar dalam pembelajaran menurut (Syaiful Bahri Djamarah, 2006:213) adalah sebagai berikut:
- Media gambar merupakan media yang umum dipakai. Media gambar merupakan bahasa yang paling umum sering dipakai dalam proses pembelajaran. yang didalamnya terdapat lambang visual atau gambar untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalamnya
- Media gambar disesuaikan dengan taraf berpikir siswa dari sederhana ke kompleks. Kegiatan pembelajaran pada siswa menuntut guru untuk memberikan materi setahap demi setahap dari yang sederhana sampai yang kompleks
- Melibatkan siswa untuk mengoprasikan media pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih bermakna.
- Warna dari media gambar yang bervariasi dapat memotivasi belajar siswa.
- Bahan pembuatan media mudah didapat dan tahan lama.
Disamping beberapa kelebihan media gambar ada juga kelemahan pada media gambar, menurut (Asnawir dan M. Basyarudin Usman (2002) adalah sebagai berikut:
- Kelebihan dan penjelasan guru dapat menyebabkan timbulnya penafsiran yang berbeda sesuai dengan pengetahuan masing-masing anak terhadap hal yang dijelaskan.
- Penghayatan tentang materi kurang sempurna, karena media gambar hanya menampilkan persepsi indera mata yang tidak cukup kuat untuk menggerakkan seluruh kepribadian manusia, sehingga materi yang dibahas kurang sempurna.
- Tidak meratanya penggunaan foto tersebut bagi anak-anak dan kurang efektif dalam penglihatan. Biasanya anak yang paling depan yang lebih sempurna mengamati foto tersebut, sedangkan anak yang belakang semakin kabur.
Menurut Bruner ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial atau gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). (Sukiman, 2012) Sebagai gambaran misalnya belajar memahami apa dan bagaimana shalat atau wudhu. Dalam tingkat pengalaman langsung untuk memperoleh pemahaman peserta didik tentang shalat atau wudhu secara langsung ia mempraktikkan atau mengerjakan shalat atau wudhu. Pada tingkatan kedua pemahaman tentang shalat dan wudhu dipelajari melalui gambar, foto, film atau rekaman video tentang sholat dan wudhu. Selanjutnya pengalaman abstrak peserta didik memahaminya lewat membaca atau mendengarkan uraian tentang sholat dan wudhu.
Maka secara khusus media pembelajaran bermanfaat untuk:
- Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan.
- Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu. Melalui media pembelajaran guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Misalnya untuk menyampaikan bahan pelajaran tentang sistem peredaran darah pada manusia, hal tersebut dapat disajikan melalui film dan sebagaainya.
- Menambah gairah dan motivasi belajar peserta didik Penggunaan media pembelajaran dapat menambah motivasi belajar peserta didik sehingga perhatian peserta didik terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Sebagai contoh sebelum menjelaskan materi pelajaran tentang polusi, untuk dapat menarik perhatian peserta didik terhadap topik tersebut maka guru memutar film terlebih dahulu tentang banjir atau tentang kotoran limbah industri dan lain sebagainya. (Sanjaya, 2012)
Dengan demikian dapat kita garis bawahi bahwa media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya papan pengumuman, video, televisi, komputer, dan lain sebagainya. Alat-alat tersebut merupakan media manakala digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi atau pesan yang akan disampaikan.
        Media merupakan salah satu komponen pembelajaran. Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi multi media mampu memberi kesan yang besar dalam bidang media pembelajaran. Hal tersebut karena dapat mengintegrasikan teks, gambar, grafik, animasi, audio, dan video. Disamping ada kelemahan dalam penggunaan media. Penggunan media pembelajaran merupakan alat bantu bagi guru dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan media dalam proses pembelajaran dimungkinkan bagi peserta didik untuk menghilangkan rasa jenuh bila dibandingkan dengan proses pembelajaran yang verbal semata, sehingga bagi peserta didik menjadi lebih mudah untuk menerima materi yang disampaikan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung sehingga memunculkan semangat belajar, kreativitas, berpikir kritis, motivasi, dan prestasi belajarnya juga meningkat.
Referensi:
Aristo, Rahadi. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Arsyad, Azhar. 2009.Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 1997.Srategi Belajar Mengajar, Jakarta:PT Raneka Cipta.
Drs. Haris Budiman, M. Pd (2016). PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN. Al- Â Â Â Â Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, volume 7
Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito
Mahnun. Nunu.  (2012). Media Pembelajaran (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media dan         Implementasinya dalam Pembelajaran). Dalam Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 1: 27
Sadiman, Arief S, dkk. 1996. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Â Â Â Â Â Â Â Â Jakarta: Raja Grafindo.
Sukiman, Dr, M.Pd. (2012) Pengembangan Media Pembelajaran, PT. Pustaka Insan Madani, Yogyakarta.
Wina Sanjaya. (2012). Media Komunikasi Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Wiratmojo, P dan Sasonohardjo, 2002. Media Pembelajaran Bahan Ajar Diklat Kewidyaiswaraan           Berjenjang Tingkat Pertama, Lembaga Administrasi Negara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H