Menurut Bruner ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial atau gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). (Sukiman, 2012) Sebagai gambaran misalnya belajar memahami apa dan bagaimana shalat atau wudhu. Dalam tingkat pengalaman langsung untuk memperoleh pemahaman peserta didik tentang shalat atau wudhu secara langsung ia mempraktikkan atau mengerjakan shalat atau wudhu. Pada tingkatan kedua pemahaman tentang shalat dan wudhu dipelajari melalui gambar, foto, film atau rekaman video tentang sholat dan wudhu. Selanjutnya pengalaman abstrak peserta didik memahaminya lewat membaca atau mendengarkan uraian tentang sholat dan wudhu.
Maka secara khusus media pembelajaran bermanfaat untuk:
- Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan.
- Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu. Melalui media pembelajaran guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Misalnya untuk menyampaikan bahan pelajaran tentang sistem peredaran darah pada manusia, hal tersebut dapat disajikan melalui film dan sebagaainya.
- Menambah gairah dan motivasi belajar peserta didik Penggunaan media pembelajaran dapat menambah motivasi belajar peserta didik sehingga perhatian peserta didik terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Sebagai contoh sebelum menjelaskan materi pelajaran tentang polusi, untuk dapat menarik perhatian peserta didik terhadap topik tersebut maka guru memutar film terlebih dahulu tentang banjir atau tentang kotoran limbah industri dan lain sebagainya. (Sanjaya, 2012)
Dengan demikian dapat kita garis bawahi bahwa media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya papan pengumuman, video, televisi, komputer, dan lain sebagainya. Alat-alat tersebut merupakan media manakala digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi atau pesan yang akan disampaikan.
        Media merupakan salah satu komponen pembelajaran. Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi multi media mampu memberi kesan yang besar dalam bidang media pembelajaran. Hal tersebut karena dapat mengintegrasikan teks, gambar, grafik, animasi, audio, dan video. Disamping ada kelemahan dalam penggunaan media. Penggunan media pembelajaran merupakan alat bantu bagi guru dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan media dalam proses pembelajaran dimungkinkan bagi peserta didik untuk menghilangkan rasa jenuh bila dibandingkan dengan proses pembelajaran yang verbal semata, sehingga bagi peserta didik menjadi lebih mudah untuk menerima materi yang disampaikan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung sehingga memunculkan semangat belajar, kreativitas, berpikir kritis, motivasi, dan prestasi belajarnya juga meningkat.
Referensi:
Aristo, Rahadi. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Arsyad, Azhar. 2009.Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 1997.Srategi Belajar Mengajar, Jakarta:PT Raneka Cipta.
Drs. Haris Budiman, M. Pd (2016). PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN. Al- Â Â Â Â Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, volume 7
Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito