Mohon tunggu...
Yusran Darmawan
Yusran Darmawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Tinggal di Pulau Buton. Belajar di Unhas, UI, dan Ohio University. Blog: www.timur-angin.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Zaskia Gotik, Potret Sosial Kita

7 September 2013   07:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:14 17859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua, watak selebritis dan para pesohor negeri ini amat suka pamer dengan kekayaan. Kita bisa lihat pada Zaskia dan Vicky. Demi untuk pertunangan, mereka rela menghabiskan 500 juta rupiah demi menyewa sebuah hotel mewah. Boleh jadi, mereka tak punya uang sebanyak itu. Namun demi sebuah gengsi atau penghargaan dari orang lain, maka pertunangan dibuat semewah mungkin serta diliput banyak media massa. Padahal, sejatinya pertunangan bisa dilakukan di tempat sederhana, di masjid, atau di rumah. Maknanya tetap agung sebab di dalamnya terdapat komitmen perjanjian antara manusia dan Tuhannya.

Di beberapa tempat, saya menyaksikan banyak anggota masyarakat yang berlomba-lomba untuk naik haji. Setelah saya menelusurinya, ternyata tak semuanya bermotif religius. Banyak di antara mereka yang menginginkan posisi sosial terhormat di masyarakat sebab memiliki gelar haji. Gelar itu tidak hanya punya aspek religius, sebab merupakan bagian dari rukun Islam, namun juga aspek sosial yakni rasa hebat dan bangga karena berhasil menggapai tanah suci.

[caption id="attachment_286352" align="aligncenter" width="606" caption="Zaskia dan Vicky seusai tunangan (foto: liputan6.com)"]

1378514251129164481
1378514251129164481
[/caption]

Ketiga, masyarakat kita adalah masyarakat yang suka menerobos dan mencari jalan pintas. Demi menggapai sebuah kenyamanan, seseorang akan melakukan apapun, meskipun itu terkadang mengabaikan beberapa nilai yang dianutnya. Saya tak hendak memvonis Zaskia. Dugaan saya, salah satu alasan yang membuat dirinya bersedia bertunangan dengan Vicky adalah harapan-harapan akan kenyamanan serta jalan pintas untuk makmur di masa mendatang. Di kalangan cewek metropolitian, ada istilah "Esmud" atau eksekutif muda yang dilafalkan serupa sajian es krim.

Terkait jalan pintas menjadi kaya, kita sering mendengar banyak kasus-kasus korupsi. Hampir setiap saat media menyuguhkan berita tentang seorang politisi yang kemudian terbukti melakukan korupsi demi untuk memperkaya diri dan dinastinya. Korupsi dan kolusi kemudian dihalalkan sebagai cara tercepat untuk mendapatkan kekayaan, yang kemudian dipakai untuk melanggengkan kuasa. Kita juga sering mendengar kasus suap dan sogokan demi untuk memuluskan langkah seseorang. Bahkan di kampung saya, banyak pula orang yang rela menyogok demi menjadi pegawai negeri sipil (PNS).

Potret Sosial

PADA akhirnya, kita bisa belajar banyak dari kasus yang dialami Zaskia Gotik. Kasus ini seyogyanya bisa menjadi cermin bagi kita untuk melihat ulang diri kita, memahami masyarakat kita, serta menjadi pelajaran di masa mendatang. Ditangkapnya Vicky menjadi pelajaran berharga bahwa seringkali apa yang nampak indah dan serba sempurna bisa melenakan.

Kisah Zaskia ini menyimpan hikmah bagi kita untuk tidak senantiasa memandang apa yang tampak. Yang jauh lebih penting adalah mengenali jiwa, menemukan pertautan-pertautan hati dan perasaan, hingga membangun sebuah jembatan kasih yang menyatukan dua hati. Meskipun dunia sosial bisa memaksakan pilihan-pilihan pada kita, sepanjang kita punya keyakinan yang kuat, maka kita bisa menjelma sebagai karang yang kukuh dan punya posisi pijak yang jelas.

[caption id="attachment_286353" align="aligncenter" width="476" caption="Zaskia saat mentas"]

13785143221752522564
13785143221752522564
[/caption]

Namun benarkah para lelaki kaya akan memiih wanita cantik untuk diperistri? Dalam satu terbitan di harian New York Post, saya membaca seloroh seorang ekonom bahwa wanita cantik hanya cocok dipacari, bukan untuk dinikahi. Benarkah? Di satu artikel di Wall Street, seorang wanita cantik mengumumkan bahwa ia mencari pria eksekutif yang kaya-raya. Tiba-tiba, salah seorang konglomerat Amerika, JP Morgan, menjawab dengan rinci:

"Dari sisi bisnis, merupakan keputusan salah untuk menikahimu. Jawabannya mudah saja. Coba tempatkan "kecantikan" dan "uang" bersisian. Pihak A menyediakan kecantikan, dan pihak B membayar untuk itu. Tapi kecantikan anda akan menghilang, sementara uang saya tidak akan hilang tanpa ada alasan yang kuat. Faktanya, pendapatan saya mungkin akan meningkat dari tahun ke tahun, tapi anda tidak akan bertambah cantik tahun demi tahun. Dari sudut pandang ekonomi, saya adalah aset yang meningkat, dan anda adalah aset yang akan menyusut. Nilai anda akan sangat mengkhawatirkan 10 tahun mendatang. Di Wall Street, jika nilai tukar turun, kita akan menjualnya dan ide buruk untuk menyimpan dalam jangka panjang, seperti pernikahan yang anda inginkan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun