Mohon tunggu...
Yusran Darmawan
Yusran Darmawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Tinggal di Pulau Buton. Belajar di Unhas, UI, dan Ohio University. Blog: www.timur-angin.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mamasa, Surga Gaib di Pegunungan Sulawesi

5 April 2014   15:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:03 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_330116" align="aligncenter" width="576" caption="rumah khas Mamasa yang kerap disebut tongkonan"][/caption]

Di tengah pegunungan Sulawesi Barat, di tengah syair dan lagu-lagu pebukitan yang dipenuhi tanaman kopi dan pinus, terdapat kota Mamasa yang tersembunyi dan misterius bagi banyak orang. Kota kecil dan sejuk ini tak hanya dihuni oleh warga yang berumah di tengah-tengah pebukitan nan indah, namun juga dihuni oleh sejumlah manusia gaib yang sesekali berinteraksi dengan warga desa. Hah?

***

LELAKI itu memakai ikat kepala khas orang Mamasa. Di pagi buta, ia duduk di tepi pasar sembari menghisap rokok kretek. Asap mengepul dari bibirnya yang keriput. Sayup-sayup, ia menembang lagu khas Mamasa. Ketika saya melihatnya di tepi pasar, ia memakai kain hitam, serta celana selutut berwarna hitam. Ia juga berselempang sarung khas berwarna merah dan hitam.

Sebelum sempat mengeluarkan sepatah katapun, ia langsung menyapa saya. Ia tahu kalau saya adalah pendatang di tempat itu. Ia lalu bercerita tentang kekuatan mistik orang Mamasa, mulai dari bagaimana mayat yang bisa berjalan sendiri ke lokasi penguburannya. Ia juga berkisah hingga kemampuan berdialog dengan arwah. Ketika bercerita, ia terdiam. Matanya mengikuti satu sosok. Ia lalu berbisik bahwa di Mamasa, ada banyak orang-orang gaib yang tinggal di hutan-hutan. "Mereka tak terlihat sebab menyembunyikan dirinya," katanya.

Sayang, saya hanya bertemu sesaat dengan lelaki itu. Saat itu, saya datang bersama dua peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk melakukan observasi demi memulai beberapa penelitian di kabupaten yang masuk dalam kategori terpencil itu. Dalam perjalanan yang hanya beberapa hari itu, saya mendengar banyak kisah tentang dunia mistik orang Mamasa, termasuk kisah tentang To Membuni atau manusia-manusia yang tak terlihat di hutan-hutan.

Beberapa orang bercerita tentang To Membuni atau mereka yang tak terlihat. Orang Mamasa meyakini bahwa mereka sesekali turun ke kota dan berbaur dengan warga. Pernah, ada seorang warga yang menyiapkan hajatan. Warga itu menyiapkan makanan hingga 2000 bungkus sebab undangan yang hadir hanya 1000 orang. Anehnya, ketika makanan dihabiskan, banyak warga yang tak kebagian. Mengapa? "Sebab banyak bingkisan yang dibagikan kepada to membuni yang ikut datang," kata seorang warga.

[caption id="attachment_330108" align="aligncenter" width="640" caption="patung di tengah Kota Mamasa"]

1396661997120902413
1396661997120902413
[/caption]

[caption id="attachment_330109" align="aligncenter" width="640" caption="suasana pagi yang penuh kabut"]

13966620291814635053
13966620291814635053
[/caption]

[caption id="attachment_330111" align="aligncenter" width="640" caption="salah satu lumbung untuk menyimpan padi"]

13966621301479567888
13966621301479567888
[/caption]

Lantas, mengapa mereka tak terlihat? Seorang teman bercerita bahwa to membuni hidup dalam dunia paralel, akan tetapi memiliki keterikatan dengan orang Mamasa dan Toraja. "Hanya orang-orang tertentu yang bisa berdialog dan mengunjungi perkampungan mereka," kata teman tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun