Mohon tunggu...
Yusran Darmawan
Yusran Darmawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Tinggal di Pulau Buton. Belajar di Unhas, UI, dan Ohio University. Blog: www.timur-angin.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mereka yang Susah Air di Atas Air

11 September 2014   17:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:00 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka yang tinggal di pualu ini seolah dibiarkan hidup dan menata dirinya sendiri, tanpa banyak merasakan makna pembangunan yang sesungguhnya. Demi air bersih, warganya harus menempuh perjalanan melewati laut. Demikian pula dengan pelayanan kesehatan, pendidikan, serta prasarana yang dibutuhkan mereka yang berumah di pulau-pulau.

Haris menuturkan, galon air yang didatangkan dari Makassar itu harus dibeli dengan harga 8000 rupiah. warga pulau harus membeli satu galon air seharga 8.000 rupiah. Padahal, di kota Makassar, harga segalon air di depot isi ulang hanya sekitar 2.500 rupiah. Jika air itu habis dalam waktu tiga hari, silakan hitung biaya yang harus dibayarkan oleh para nelayan kecil di pulau ini.

Belum lagi jika ditambah dengan biaya listrik. Dahulu, d beberapa pulau, ada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang bisa menyediakan listrik secara terbatas. Sayangnya, pembangkit ini tak bertahan lama. Kebutuhan listrik warga lalu dipasok oleh genset yang membutuhkan bahan bakar dnegan biaya yang cukup besar. Dengan biaya yang sedemikian banyak setiap bulannya, masihkah anda berminat tinggal di pulau-pulau indah itu?

Desalinator

Di tahun 2011, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki program pengadaan desalinator air laut di pulau ini. Program ini sangatlah bagus dan bisa menjadi solusi bagi masyarakat setempat. Selama lebih tiga tahun, masyarakat menikmati air bersih berbiaya murah yang dibangun dengan bahan baku air laut.

Kata beberapa warga yang kutemui, air yang dihasilkan oleh alat ini sangat segar dan tawar sebagaimana air merek Aqua. Bahkan jika dibandingkan dengan air galon yang dibeli dari Makassar, air yang dihasilkan dari alat ini masih lebih baik. Uji laboratorium juga menegaskan hal itu.

Sungguh disayangkan, alat itu tiba-tiba rusak. Warga sudah berupaya untuk memperbaiki alat itu, namun tak ada satupun yang bisa memperbaikinya di Makassar. Alat buatan Swiss itu agak berbeda dengan mesin desalinator air laut yang ada di pulau-pulau lain. Warga juga telah mengontak pihak kontraktor yang memasang alat,  namun tak ada respon sama sekali. Kata seorang kawan, logika yang dibangun para kontraktor adalah logika proyek. "Setelah mereka memasang alat, mereka langsung kabur sebab menganggap kontraknya sudah selesai," katanya.

1410407195823183483
1410407195823183483
perahu nelayan

Pelajaran berharga di masa mendatang adalah pengadaan sarana dan prasarana harus berbasis masyarakat. Dalam artian, masyarakat harus ikut mengawasi dan mengadakan satu sarana, lalu mengawal sarana itu secara terus-menerus. Pelajaran lainnya, pihak luar tak boleh lepas tangan atas apa yang sudah dibangunnya. Mereka harus selalu siap untuk membantu dan menyelesaikan segala keluhan masyarakat.

Yang menakjubkanku, masyarakat menjadi terbiasa dengan berbagai kesultan hidup. Di tengah berbagai masalah yang mendera, mereka tak kehilangan keceriaan menghadapi hari. Aku merasakan bahagia itu saat bersama seorang pria yang membudidayakan kuda laut, serta beberapa nelayan yang datang mengobrol di rumah warga yang kudiami selama semalam.

Pelajaran berharga yang kudapatkan di situ adalah di balik setiap keindahan, selalu ada ketidakindahan yang kadang tak bisa kita pahami sebelum memasuki jantung keindahan itu. Dan di balik setiap ketidakindahan, selalu ada keindahan dan keriangan dari mereka yang mengalaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun