Mohon tunggu...
Yusran Darmawan
Yusran Darmawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Tinggal di Pulau Buton. Belajar di Unhas, UI, dan Ohio University. Blog: www.timur-angin.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Tafsir Papua untuk Yansen

29 November 2014   16:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:32 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harus diakui kalau buku masih jauh dari sempurna. Ketika membacanya, saya serasa membaca tulisan ilmiah ataupun laporan-laporan pemerintah daerah. Gaya bahasanya agak kaku, monoton, dan kurang luwes sehingga beberapa kali terasa agak menjemukan. Mungkin saja ini disebabkan oleh materi disertasi yang lalu diolah menjadi buku. Harusnya, buku bisa dikemas lebih menarik sehingga selalu memikat siapapun

Meskipun buku ini bertajuk tentang membangun dari pinggiran, saya juga merasakan kalau pendekatan buku ini terkesan top-down. Itu terlihat dari paparan tentang rencana pemerintah daerah serta kebijakan Gerakan Desa Membangun (Gerdema). Posisi pemerintah kabupaten masih berada di atas yang kemudian mendesain wewenang apa saja yang dimiliki oleh desa.

Idealnya, jika memang insiatif pembangunan itu dari desa, harusnya paparan bergerak secara induktif. Akan lebih baik kalau suara-suara desa diungkap lebih dahulu, bisa dalam bentuk narasi, deskripsi, atau gagasan, kemudian bergerak ke atas ke aras pemerintah daerah, yang meresponnya dengan kebijakan. Yang ditekankan bukanlah prestasi dan kepedulian pemerintah daerah, namun pada inspirasi komunitas, suara-suara rakyat yang lama termarginalisasi, serta harapan besar yang tumbuh untuk melihat negeri ini lebih baik.

Terlepas dari beberapa catatan itu, buku ini sukses untuk membuka wawasan sekaligus menyentuh kesadaran bahwa ada banyak pelajaran di desa-desa dan daerah-daerah pinggiran. Bahwa kerja keras untuk menggapai cita-cita memang masih harus dikejar. Akan tetapi negeri ini bisa menggapai semua asa selagi ada keberanian untuk menyerap pelajaran dari banyak hal menarik di tubuh bangsa.

Di tanah Malinau, tepian tanah air kita, ada kisah sukses dan inspirasi tentang membangun negeri. Inspirasinya sederhana, namun justru punya kekuatan untuk menggerakkan dan mengubah hal yang nyaris mustahil. Inspirasinya terdapat pada kalimat yang tertera di sampul buku: "Saatnya dalam pembangunan percaya sepenuhnya kepada rakyat."

Raja Ampat, Papua Barat, November 2014

Baca Juga:

Senyum Getir Nelayan Raja Ampat

Menemukan Rahasia di Raja Ampat

activate javascript

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun