Mohon tunggu...
Yusran Darmawan
Yusran Darmawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Tinggal di Pulau Buton. Belajar di Unhas, UI, dan Ohio University. Blog: www.timur-angin.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Keajaiban Menulis Warga Desa

13 Januari 2015   15:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:15 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelatihan menulis didesain sebagai satu ruang belajar bersama di mana setiap orang bebas bercerita tentang dunianya. Saya percaya bahwa setiap orang punya kisah unik untuk dikisahkan. Setiap orang punya sumur dalam, tempat di mana berbagai imajinasi dan kisah-kisah menarik dipendam sekian lama.

[caption id="attachment_390418" align="aligncenter" width="576" caption="pelatihan menulis yang saya adakan di Sikka, NTT"]

1421111709891192236
1421111709891192236
[/caption]

Tugas dari pelatihan menulis adalah menyediakan tali dan timba sehingga setiap orang bisa mengambil inspirasi dari sumur dalam pengalamannya lalu disajikan sebagai inspirasi bagi banyak pihak. Tugas dari pelatihan menulis adalah menemukan rasa percaya diri serta mengasah keberanian untuk bercerita secara bebas, melalui medium tulisan, agar kisah-kisah yang terpendam itu bisa menggugah banyak pihak.

Saya teringat sebuah buku berjudul Transformed by Writing karangan Robert Hammond. Buku ini menjelaskan tentang kekuatan sebuah cerita yang bisa mengubah cara pandang atas kehidupan, serta mengubah dunia. Buku ini membuat saya yakin bahwa kisah-kisah yang ditulis para aktivis dan warga desa menyimpan kekuatan dahsyat untuk mengubah sesuatu. Melalui kisah, orang-orang bisa memahami dinamika, mengetahui apa yang dirasakan satu komunitas, serta menggalang solidaritas yang kukuh.

Bagi para aktivis dan peneliti sosial, menulis bisa menjadi senjata hebat. Ketimbang penurunkan tim peneliti yang bertugas untuk memahami satu masyarakat, jauh lebih baik memberikan keterampilan bagi warga biasa untuk menuliskan pengalamannya. Semua tulisan itu akan menjadi informasi berharga, memperkaya analisis, serta memperdalam pengetahuan tentang sesuatu, dari sisi pandang masyarakatnya.

Di Raja Ampat, Papua Barat, seorang perempuan bercerita tentang rekannya yang berprofesi sebagai pelukis dengan medium pasir kuning, yang ternyata adalah limbah dari PT Freeport. Tulisannya membuat saya tersentuh karena menghadirkan ironi bahwa warga Papua berkreasi dengan limbah pasir, sementara emas justru dinikmati segelintir orang.

Di Sikka, Nusa Tenggara Barat, saya mendapati tulisan warga tentang tempat-tempat wisata eksotik yang justru terabaikan. Sungguh menyedihkan kala menyaksikan begitu gandrungnya warga kita yang hendak berwisata ke negara-negara tetangga, sementara di kampung halaman kita ada banyak tempat wisata hebat yang justru tak pernah dipijak. Saya merasakan betapa bangsa ini punya potensi hebat yang justru diabaikan oleh anak bangsanya. Melalui kisah sahbaat di Sikka itu, saya merasakan betapa indah dan menakjubkannya tanah air kita, yang justru tak banyak kita kenali.

***

BEBERAPA waktu setelah pelatihan, beberapa email berdatangan. Yang membuat saya terharu ketika ada email dari Wakatobi, Sikka, Raja Ampat, dan Seruyan yang menampilkan rencana buku yang akan diterbitkan. Mereka merancang desain sampul yang menarik, menyiapkan foo dan artikel-artikel. Saya terkesima karena para sahabat di daerah begitu antusias untuk memublikasikan pengalaman dan kisah-kisah mereka sendiri.

[caption id="attachment_390419" align="aligncenter" width="576" caption="sampul buku yang dibuat teman-teman di Raja Ampat, Papua Barat"]

14211117811451232489
14211117811451232489
[/caption]

Para sahabat di daerah itu telah menampar keangkuhan akademik saya yang hingga kini hanya bisa menghasilkan sejumput publikasi. Pada akhirnya, menulis adalah soal keberanian untuk mengabarkan sesuatu. Menulis tak terkait gelar akademis, atau aktivitas ilmiah. Menulis adalah cara berekspresi, menyampaikan gagasan, menjerat rasa ingin tahu, lalu mengalirkan kecintaan pada tanah air. Menulis adalah cara lain untuk mengabarkan tentang satu keping kenyataan, lalu mengubah cara pandang atas kenyataan itu. Menulis adalah cara lain untuk mengibarkan revolusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun