Mohon tunggu...
Yus R. Ismail
Yus R. Ismail Mohon Tunggu... Penulis - Petani

suka menulis fiksi, blog, dan apapun. selalu berharap dari menulis bisa belajar dan terus belajar menjadi manusia yang lebih manusiawi.... berdiam dengan sejumlah fiksi dan bahasan literasi di https://dongengyusrismail.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mendongeng dan Pesan yang Disisipkan

29 November 2019   22:11 Diperbarui: 29 November 2019   22:30 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dongeng yang saya tuliskan lalu dibukukan (dok pribadi)

Ketiga anak saya menyukai dongeng. Anak-anak seringkali selalu ingin bermain meski sudah mengantuk dan waktunya tidur. Tapi permainan apapun, bila dibujuk dengan dongeng mereka selalu dengan sukarela dan senang ke tempat tidur. Saya sempat berpikir, sihir apa yang dipunyai dongeng sehingga daya tariknya begitu besar terhadap anak-anak?

Maka kebiasaan mendongeng sebelum tidur pun dimulai. Jujur saja sebagai pendongeng saya seringkali kewalahan. Bahan dongeng, perbendaharaan dongeng saya, yang kehabisan.

Sering ketika saya membuka acara mendongeng ini dengan kalimat "Jaman baheula / Jaman dahulu / Di suatu masa dahulu kala...", saya sebenarnya sambil mikir, cerita apa yang harus didongengkan?

Kadang juga sebelum dongeng selesai saya sudah ngantuk berat sehingga (kata anak atau istri) dongeng saya ngaco. Atau malah saat dibangunkan lagi oleh anak, saya lalu bertanya, "Sampai di mana dongengnya?"

Tapi asyiknya mendongeng, saya jadi mengingat lagi dongeng-dongeng sewaktu saya kecil. Cerita rakyat, fabel, HC Andersen, Aesop, Muhammad Musa, dan banyak lagi. Kadang saya juga mengarang dongeng sendiri. Kadang mengadaftasi dongeng yang sudah ada dengan cerita baru. Kadang "merusak" dongeng-dongeng yang sudah ada.

Sebagai pengarang saya diuntungkan juga dengan hiburan sebelum tidur ini. Saya menuliskan kembali dongeng-dongeng yang sudah "dipentaskan" di hadapan ketiga anak saya ini. Banyak yang sudah dipublikasikan media massa, juga ada beberapa buku yang sudah terbit.

dongeng yang saya tuliskan lalu dibukukan (dok pribadi)
dongeng yang saya tuliskan lalu dibukukan (dok pribadi)
Keuntungan lainnya, saya sangat terbantu menyampaikan "sesuatu" kepada anak-anak. Misalnya, saya sering kesulitan mengungkapkan kata-kata verbal saat memperingati anak yang tidak mau berbagi dengan teman-temannya.

Setiap saya mencobanya, ternyata anak seperti yang tidak mengerti. Atau saat ingin memberitahu pengetahuan tertentu, anak seringkali tidak mau.

Tapi melalui "Mendongeng" semuanya bisa tersampaikan dengan happy, asyik, dan menyenangkan. Misalnya saat saya ingin memberi tahu angka 1-10, berhitungnya yang sederhana, saya menyampaikannya dengan dongeng yang saya juduli Ayam Kesepuluh.

Dongeng ini saya "rekayasa" dari dongeng yang sudah ada tentang Ayam dan Musang.

Saya tidak akan menceritakan teori "manfaat dongeng bagi orang tua dan anak". Saya hanya ingin menceritakan, perasaan senang, dekat, dan komunikasi yang asyik melalui dongeng.

Saat saya ingin menyampaikan pengetahuan tentang hewan, tumbuhan, atau apapun; saya biasanya bilang: "Di sebuah gunung yang lebat dan luas, banyak tumbuhan yang tinggiii menjulang. Ada pohon pinus, ada pohon puspa, ada pohon beringin, ada pohon...." (anak-anak yang selanjutnya menyebut nama-nama pohon itu).

Begitulah biasanya saya menyampaikan pesan lewat dongeng. Bagaimana kesan Bapak / Ibu / Teman saat mendongeng? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun