Ketiga anak saya menyukai dongeng. Anak-anak seringkali selalu ingin bermain meski sudah mengantuk dan waktunya tidur. Tapi permainan apapun, bila dibujuk dengan dongeng mereka selalu dengan sukarela dan senang ke tempat tidur. Saya sempat berpikir, sihir apa yang dipunyai dongeng sehingga daya tariknya begitu besar terhadap anak-anak?
Maka kebiasaan mendongeng sebelum tidur pun dimulai. Jujur saja sebagai pendongeng saya seringkali kewalahan. Bahan dongeng, perbendaharaan dongeng saya, yang kehabisan.
Sering ketika saya membuka acara mendongeng ini dengan kalimat "Jaman baheula / Jaman dahulu / Di suatu masa dahulu kala...", saya sebenarnya sambil mikir, cerita apa yang harus didongengkan?
Kadang juga sebelum dongeng selesai saya sudah ngantuk berat sehingga (kata anak atau istri) dongeng saya ngaco. Atau malah saat dibangunkan lagi oleh anak, saya lalu bertanya, "Sampai di mana dongengnya?"
Tapi asyiknya mendongeng, saya jadi mengingat lagi dongeng-dongeng sewaktu saya kecil. Cerita rakyat, fabel, HC Andersen, Aesop, Muhammad Musa, dan banyak lagi. Kadang saya juga mengarang dongeng sendiri. Kadang mengadaftasi dongeng yang sudah ada dengan cerita baru. Kadang "merusak" dongeng-dongeng yang sudah ada.
Sebagai pengarang saya diuntungkan juga dengan hiburan sebelum tidur ini. Saya menuliskan kembali dongeng-dongeng yang sudah "dipentaskan" di hadapan ketiga anak saya ini. Banyak yang sudah dipublikasikan media massa, juga ada beberapa buku yang sudah terbit.
Setiap saya mencobanya, ternyata anak seperti yang tidak mengerti. Atau saat ingin memberitahu pengetahuan tertentu, anak seringkali tidak mau.
Tapi melalui "Mendongeng" semuanya bisa tersampaikan dengan happy, asyik, dan menyenangkan. Misalnya saat saya ingin memberi tahu angka 1-10, berhitungnya yang sederhana, saya menyampaikannya dengan dongeng yang saya juduli Ayam Kesepuluh.
Dongeng ini saya "rekayasa" dari dongeng yang sudah ada tentang Ayam dan Musang.
Saya tidak akan menceritakan teori "manfaat dongeng bagi orang tua dan anak". Saya hanya ingin menceritakan, perasaan senang, dekat, dan komunikasi yang asyik melalui dongeng.
Saat saya ingin menyampaikan pengetahuan tentang hewan, tumbuhan, atau apapun; saya biasanya bilang: "Di sebuah gunung yang lebat dan luas, banyak tumbuhan yang tinggiii menjulang. Ada pohon pinus, ada pohon puspa, ada pohon beringin, ada pohon...." (anak-anak yang selanjutnya menyebut nama-nama pohon itu).
Begitulah biasanya saya menyampaikan pesan lewat dongeng. Bagaimana kesan Bapak / Ibu / Teman saat mendongeng?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H