"Saya... ayam... kesembilan. Permisi..!" Anak ayam yang ketakutan itu berlari.
Musang jantan mau mengejarnya. Tapi ekornya ditarik oleh musang betina.
"Sabar... Â tinggal ayam terakhir!" kata musang betina.
Sepuluh menit sudah berlalu, tapi anak ayam itu tidak ada lagi yang lewat.
"Kenapa anak ayam itu tidak juga keluar dari kandangnya?" tanya musang jantan. "Lihat, di dalam kandang itu masih ada seekor ayam besar."
"Pasti anak ayam itu ketakutan. Kita sergap saja. Pintunya terbuka ini," kata musang betina.
Sepasang musang itu mengendap mendekati kandang ayam. Pintu kandang itu terbuka. Seekor ayam besar ketakutan di dalam kandang.
"Hahaha... ayamnya besar sekali. Kita sergap saja," kata musang jantan sambil masuk ke dalam kandang. Musang betina mengikutinya.
Sepasang musang itu saling memberi isyarat. Lalu menerkam bersamaan. Brraakk... kandang itu roboh. Kayu-kayu dan bambunya patah. Genting berjatuhan. Sepasang musang itu mengaduh tertimpa kayu, bambu dan genting.
Meski badan mereka terasa sakit, sepasang musang itu tidak melepaskan terkamannya. Mereka keluar dari reruntuhan, menggusur anak ayam besar. Betapa terkejutnya mereka saat tahu anak ayam besar itu adalah patung jerami yang ditempeli bulu ayam.
"Dasar ayam-ayam penipu!" kata musang betina.