Mohon tunggu...
Yus R. Ismail
Yus R. Ismail Mohon Tunggu... Penulis - Petani

suka menulis fiksi, blog, dan apapun. selalu berharap dari menulis bisa belajar dan terus belajar menjadi manusia yang lebih manusiawi.... berdiam dengan sejumlah fiksi dan bahasan literasi di https://dongengyusrismail.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saat Malam Semakin Malam

21 Oktober 2019   11:29 Diperbarui: 21 Oktober 2019   11:54 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, waktu Tardi khusuk sholat tahajud pukul tiga subuh, Iroh malah mengiris-iris wortel, kol, pisang, membut adonan bala-bala, pisang goreng dan gehu. Sebenarnya tidak masalah bila tidak mengganggu. Tapi katanya, "Kang, sudah tahajudnya, jangan terlalu lama. Bantuin ini bikin gorengan."

"Nanti saja bikin gorengannya setelah sholat subuh," kata Tardi kesal.

"Nanti-nanti bagaimana, kan bakda subuh itu harus sudah jualan di sebelah kios kue serabi. Ini gorengannya tolong dibalik-balik, saya masih banyak yang harus diiris-iris."

"Lagipula, jangan terlalu mengejar-ngejar duniawi, tidak akan dibawa mati. Urusan akhirat yang penting. Kita mesti meningkatkan ibadah, berdoa memohon cinta Tuhan biar nur muhammad menerangi hati kita. Kamu tahu apa nur muhammad?"

"Ah, bosan! Nar-nur nar-nur tapi pekerjaan diam tidak menghasilkan. Percuma ibadah juga bila sambil menyiksa orang lain!"

"Dasar, kamu bodoh! Duniawi saja yang diurusnya! Hanya kewajiban saya mengingatkan dan mengajak, terserah kamu mau nurut atau tidak. Waktu lahir setiap manusia dibarengi nur muhammad, mati juga mestinya dibarengi nur muhammad. Masalah duniawi itu kecil sekali. Bila kita, tubuh dan hati kita, sudah ditetesi nur muhammad, apapun keinginan kita bakal terlaksana. Ingin apapun tidak akan susah. Siapapun yang sudah terkena nur muhammad tidak akan sibuk mengurus duniawi, seperti kamu!"

"Akang yang bodoh! Si Itok hampir setiap hari nangis. Malu katanya selalu ditagih oleh guru, kapan bayar ongkos ujian dua ratus lima puluh ribu rupiah?"

"Bayar apa lagi, sekolah SD Negeri kan gratis. Bulan lalu buat bayar buat cat pagar, sekarang buat ujian?"

"Tidak tahu, tanyakan saja ke sekolah! Katanya ujian itu harus menyiapkan ini-itu, dana BOS tidak cukup. Makanya Akang yang datang bila ada rapat di sekolah, biar bisa protes!"

"Dasar manusia, punya kekuasaan sedikit saja dimanfaatkan untuk memperkaya diri sendiri. Lupa, segala perilaku akan terbawa ke akhirat!"

"Jangan banyak omong, Kang! Yang bayar cat pagar saya yang mengusahakannya, bayar perbaikan toilet sekolah saya yang menabung, sekarang buat bayar ujian saya yang jualan ini jualan itu. Akang mah sekedar protes sambil diam! Sekarang waktunya untuk bekerja, Kang! Bekerja!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun