Minggu lalu kampung saya geger karena ada seorang wanita yang menghilang selama 3 hari. Begitu pulang, penampilannya begitu kusut dan kotor. Masih selalu terbengong-bengong dan belum bisa ditanya.
Akhirnya diketahui dia dihipnotis selama tiga hari itu. Motor yang dibawanya hilang, uang gajinya juga habis (dia bekerja di sebuah pabrik dan saat itu baru gajian). Yang lebih ngeri, kemudian diketahui dia meminjam uang ke banyak temannya. Alasan peminjaman untuk anaknya yang masih kecil.
Saya sangat kenal dengan keluarga wanita itu. Dia anak tertua dari lima bersaudara. Adik-adiknya masih pada sekolah. Anak-anak yatim, karena bapaknya sudah tidak ada. Ibunya berjualan goreng-gorengan keliling setiap hari. Anak-anaknya, meski masih sekolah (yang terkecil kelas 2 SD yang besar SMK), ikut membantu berjualan dan memasak.
Wanita itu anak tertua yang sudah lulus SMK, sudah bekerja. Sudah menikah, tapi pastinya menjadi tulang punggung bukan hanya untuk keluarganya. Juga andalan bagi adik-adik dan ibunya .
Saya membayangkan tukang hipnotis itu tersenyum dan tertawa karena sudah SUKSES memperdayai orang. Mungkin juga sedang berhura-hura dengan jutaan rupiah yang didapatkannya dengan gampang. Dia pastinya tidak tahu kesusahan wanita korbannya itu.Â
Tidak akan membayangkan, ada banyak orang yang tersusahkan karena perbuatan kejinya. Apalagi ini menimpan anak-anak yatim yang sudah dipilih Tuhan sebagai orang-orang ISTIMEWA.
Lha iya, saat anak-anak lain bergembira dengan kedua orang tuanya, mereka itu hidup dengan ibunya yang sibuk bekerja. Pasti kesepian. Pasti sesekali mengandai, bila saja bapak masih ada... Tapi bapaknya memang sudah tidak ada. Kesepian, kesedihan, juga kekurangan ekonomi, hanya dihadapinya dengan airmata dan do'a. Itu adalah "hadiah istimewa Tuhan" yang tidak diberikan kepada banyak orang.
Tukang Hipnotis itu pastinya tidak pernah membayangkan kesusahan korbannya. Apalagi peduli.
** Â
Sama dengan koruptor dong? Maksudnya, tukang hipnotis itu sama dengan koruptor? Ya, koruptor itu tukang hipnotis juga. Koruptor sudah menghipnotis dirinya sendiri. Dia bisa tampil seperti orang shaleh, berpakaian agamis yang mahal harganya, tapi tidak merasa bersalah saat korupsi ratusan juta rupiah, miliaran rupiah, bahkan triliunan rupiah.Â
Saya membayangkan mereka akan bicara: "Lho, apanya yang salah? Yang kita ambil itu uang negara. Memangnya negara itu kamu?" Mereka tidak sadar, ada jutaan orang yang disengsarakan.