Mohon tunggu...
Yus R. Ismail
Yus R. Ismail Mohon Tunggu... Penulis - Petani

suka menulis fiksi, blog, dan apapun. selalu berharap dari menulis bisa belajar dan terus belajar menjadi manusia yang lebih manusiawi.... berdiam dengan sejumlah fiksi dan bahasan literasi di https://dongengyusrismail.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Bodoh

11 Oktober 2019   07:56 Diperbarui: 11 Oktober 2019   09:37 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sahabat saya, yang saya rahasiakan namanya, mendapat julukan baru. Si Bodoh. Awalnya dalam sebuah acara talkshow televisi, dia memamerkan kepandaiannya berhitung matematikan. Tapi lawan bicaranya kemudian menyimpulkan; "Kalau begitu, kamu layak dapat gelar... Si Bodoh!" Sebutan itu kemudian viral di media sosial.

Saya sebagai sahabat, tentu saja merasa sakit hati. Apalagi melihat keluguan dia, yang plunga-plongo tidak mengerti apa yang terjadi.

Sahabat saya itu orang pintar. Sejak sebelum sekolah sudah hobi mengutak-atik angka. Masuk TK pernah menulis di bor sekolah, sampai penuh, angka 1 sampai 1000. Di SD pelajaran matematik selalu mendapat nilai sempurna. Lulus dari perguruan tinggi ternama jurusan matematika, keahliannya ditaksir perusahaan-perusahaan luar negeri.

Dalam acara talkshow televisi itu dia dites kepandaiannya berhitung. "Bila gaji Rp 60 juta sebulan, setahun berarti Rp 720 juta rupiah, lima tahun Rp 3.6 miliar rupiah. Itu artinya, jabatan ini tidak produktif. Ya, karena tekor dong. Biaya untuk mendapat jabatan ini kan rata-rata 5-6 miliar rupiah," katanya.

"Kalau begitu, kamu layak dapat gelar... Si Bodoh!" kata lawan bicaranya. "Tidak semua hal bisa dihitung dengan matematika! Semakin banyak orang yang ingin mendapatkan jabatan itu. Dan mereka yang sudah duduk, kekayaannya menjadi sulit dihitung. Puluhan miliar sampai ratusan miliar... yang dilaporkan."

Saya sedih. Entah sedih untuk apa.

11-10-2019

foto: ted.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun