Mohon tunggu...
Yusnita Maya
Yusnita Maya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Mendengarkan podcast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kesehatan Lingkungan di Akhir Tahun: Tantangan di Musim Penghujan

24 Desember 2024   10:20 Diperbarui: 24 Desember 2024   10:20 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musim penghujan di Indonesia, yang berlangsung antara Oktober hingga
April, membawa sejumlah tantangan bagi kesehatan lingkungan dan masyarakat.
Perubahan cuaca yang drastis serta peningkatan kelembapan udara menciptakan
kondisi yang mendukung penyebaran berbagai penyakit. Oleh karena itu, penting
untuk memahami dampak lingkungan terhadap kesehatan dan langkah-langkah
yang dapat diambil untuk mengurangi risiko. Salah satu dampak yang paling sering
terjadi adalah meningkatnya kasus penyakit pernapasan. Udara lembap dan dingin
dapat memperburuk kondisi seperti flu, batuk, dan asma, serta meningkatkan risiko
infeksi saluran pernapasan karena virus dan bakteri berkembang dengan lebih
mudah di kondisi ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan
bahwa puncak musim hujan di Indonesia akan terjadi antara November 2024 hingga
Februari 2025. Dapat diprediksi bahwa wilayah yang akan mengalami curah hujan
tertinggi selama periode ini mencakup sebagian Sumatera, pesisir selatan Pulau
Jawa, Kalimantan, serta bagian utara Jawa dan sebagian Sulawesi. Selain itu,
fenomena La Nia yang diperkirakan akan aktif hingga April 2025 dapat
meningkatkan curah hujan di beberapa daerah hingga 20% lebih tinggi dari kondisi
normal, yang berpotensi menyebabkan risiko bencana hidrometeorologi, seperti
banjir dan tanah longsor. BMKG juga memperingatkan bahwa adanya potensi cuaca
ekstrem, termasuk hujan lebat disertai kilat dan angin kencang, yang dipicu oleh
dua bibit siklon tropis yang sedang berkembang di Samudra Hindia. Hal ini
menunjukkan pentingnya kewaspadaan masyarakat dan antisipasi terhadap potensi
cuaca buruk. Meskipun hujan yang tinggi dapat berdampak positif pada
produktivitas pertanian, kondisi basah ini juga dapat meningkatkan risiko penyakit
yang terkait dengan air. Oleh karena itu, sangat penting menjaga kebersihan
lingkungan bagi masyarakat untuk menghindari penyakit yang disebabkan oleh
genangan air.

Selain itu, genangan air yang terjadi akibat hujan dapat mencemari sumber
air minum dan meningkatkan risiko penyakit bawaan air, seperti diare dan
keracunan makanan. Mikroorganisme patogen yang berkembang biak di air
tergenang menjadi penyebab utama penyakit ini, yang sering kali berasal dari
limbah yang tidak terkelola dengan baik. Genangan air juga menjadi tempat
berkembang biaknya nyamuk, yang meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan
oleh vektor, seperti demam berdarah dan malaria. Buruknya pengelolaan sampah
dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam mencegah penyebaran penyakit vektor
memperburuk masalah ini. Selain itu, kelembapan yang tinggi selama musim hujan
juga dapat menyebabkan iritasi kulit dan infeksi jamur, karena kondisi lingkungan
yang lembap merusak lapisan pelindung kulit, membuat tubuh lebih rentan terhadap
infeksi.

Tantangan lingkungan yang dihadapi Indonesia saat ini antara lain polusi
udara, pengelolaan sampah yang buruk, dan kekurangan air bersih, yang semakin
parah selama musim hujan. Polusi udara, terutama di daerah perkotaan,
berkontribusi pada peningkatan penyakit pernapasan. Selain itu, pengelolaan
limbah yang tidak memadai menyebabkan pencemaran tanah dan air, yang berujung
pada masalah kesehatan masyarakat. Pada musim hujan, penumpukan sampah
memperburuk kualitas lingkungan dan Kesehatan.

Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa langkah pencegahan perlu diambil, seperti manajemen air hujan dengan memastikan saluran air berfungsi dengan until mencegah genangan dan membersihkan talang air secara rutin. Pengelolaan sampah yang lebih baik, membuang sampah pada tempatnya dan memastikan tidak

ada sampah yang menghalangi aliran air, juga sangat penting untuk mencegah
berkembangnya bakteri dan virus yang menyebab penyakit. Selain itu, menjaga
kebersihan lingkungan dengan pembersihan menyeluruh di rumah dan lingkungan
sekitar dapat mengurangi risiko infeksi, sementara peningkatan mengenai
kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sangat
diperlukan untuk menurunkan risiko penyakit terkait lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun