Sumatera Barat menyimpan begitu banyak kekayaan alam, budaya, dan tradisi yang telah mengakar kuat di masyarakatnya. Salah satu warisan ini terletak di Desa Kubu Gadang, sebuah kawasan yang tak hanya menyuguhkan panorama menawan tetapi juga menjadi simbol perjuangan dan dedikasi Yuliza Zen.
Yuliza, seorang putri asli daerah, telah mengubah desa kecil ini menjadi destinasi wisata dengan nilai keberlanjutan, ekonomi lokal, dan konservasi budaya yang tinggi. Kegigihannya menghidupkan desa ini telah membawanya meraih Apresiasi SATU Indonesia Awards, sebuah penghargaan yang tak hanya mengakui prestasinya, tetapi juga memberi dampak besar bagi komunitas di sekitarnya.
Apresiasi SATU Indonesia Awards dan Peran Astra
Sebelum membahas perjalanan Yuliza dan Kubu Gadang, mari mengenal lebih dekat tentang penghargaan yang ia terima. Apresiasi SATU Indonesia Awards adalah inisiatif dari PT Astra International Tbk untuk memberikan apresiasi kepada pemuda-pemudi Indonesia yang berdedikasi dalam memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat di berbagai bidang, seperti pendidikan, lingkungan, kesehatan, kewirausahaan, dan teknologi. Penghargaan ini menyoroti individu yang bekerja tanpa pamrih, memajukan daerahnya dengan visi keberlanjutan dan manfaat nyata bagi masyarakat luas.
Astra, sebagai perusahaan yang berkomitmen pada tanggung jawab sosial, memprakarsai SATU Indonesia Awards sejak tahun 2010 sebagai bagian dari upayanya membangun bangsa. Melalui penghargaan ini, Astra mendukung peran aktif pemuda dalam memajukan wilayah mereka. Mereka yang terpilih tak hanya mendapatkan penghargaan berupa dukungan finansial, tetapi juga bimbingan dari Astra agar setiap inisiatif yang diusung dapat berjalan secara berkelanjutan.
Yuliza Zen, sebagai salah satu penerima penghargaan ini, telah menunjukkan bagaimana komitmen lokal mampu membawa perubahan besar.
Menghidupkan Kembali Kearifan Lokal di Kubu Gadang
Desa Wisata Kubu Gadang terletak di Kota Padang Panjang. Desa ini sarat akan tradisi Minangkabau. Namun, seperti halnya desa-desa lain, tantangan ekonomi dan sosial sempat menggerus semangat masyarakat untuk melestarikan adat dan budaya. Sebagian besar penduduk menggantungkan hidup dari bertani dan pekerjaan serabutan. Di sinilah Yuliza melihat potensi besar. Sebagai putri daerah, ia menyadari bahwa Desa Kubu Gadang memiliki banyak daya tarik yang bisa dikembangkan untuk pariwisata.
Dengan modal tekad dan semangat kolaborasi, Yuliza mulai memperkenalkan konsep desa wisata berbasis budaya dan kearifan lokal. Ia melibatkan warga desa untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang bertujuan menghidupkan kembali tradisi dan budaya lokal. Yuliza dan timnya mengajarkan masyarakat untuk mengembangkan atraksi wisata yang memanfaatkan kekayaan budaya, seperti pertunjukan tari tradisional, silat, dan seni pembuatan kerajinan lokal. Wisatawan yang datang tak hanya menikmati keindahan alam tetapi juga diberi kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan tradisi dan kehidupan masyarakat Minangkabau.
Kolaborasi sebagai Kunci
Sebagai seorang pemimpin, Yuliza menyadari pentingnya kolaborasi dalam membangun Kubu Gadang. Ia menggandeng berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, komunitas lokal, hingga para pelaku usaha pariwisata. Selain itu, ia mengajak kaum muda untuk turut serta mengembangkan ide-ide kreatif untuk menarik minat wisatawan, seperti mengadakan workshop budaya, kegiatan memasak kuliner khas Minangkabau, dan kelas-kelas seni tradisional.
Dalam setiap kegiatannya, Yuliza selalu menekankan pentingnya "Bersama, Berkarya, Berkelanjutan". Melalui kolaborasi bersama, Yuliza berusaha memastikan bahwa setiap karya yang diciptakan akan berdampak jangka panjang dan berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat desa. Prinsip ini pula yang akhirnya mengantarkannya pada Apresiasi SATU Indonesia Awards.
Keberhasilan Kubu Gadang sebagai Desa Wisata
Usaha keras Yuliza bersama masyarakat Kubu Gadang membuahkan hasil. Kini, desa tersebut bukan hanya dikenal sebagai destinasi wisata di Sumatera Barat tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung membawa manfaat langsung bagi ekonomi lokal. Masyarakat yang dulunya mengandalkan hasil bertani kini dapat menambah penghasilan mereka melalui homestay, penjualan kerajinan tangan, dan kuliner khas.
Program-program yang diciptakan Yuliza juga membangkitkan semangat generasi muda di Kubu Gadang untuk melestarikan budaya mereka. Para pemuda desa dilibatkan dalam berbagai kegiatan pariwisata, dari menjadi pemandu wisata hingga mengelola media sosial desa. Hal ini tak hanya meningkatkan keterampilan mereka, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga terhadap identitas budaya yang mereka miliki.
Menghadirkan Keberlanjutan Lewat Pariwisata Berbasis Budaya
Salah satu aspek paling penting dari desa wisata Kubu Gadang adalah keberlanjutan. Yuliza memastikan bahwa konsep pariwisata yang dikembangkan tetap menjaga kelestarian alam dan budaya lokal. Setiap program yang dijalankan memperhatikan dampaknya pada lingkungan dan adat istiadat masyarakat. Sebagai contoh, penggunaan plastik diminimalkan dan wisatawan diajak untuk berpartisipasi dalam program kebersihan desa. Para wisatawan yang datang juga diajak untuk menghormati adat dan nilai-nilai setempat.
Yuliza dan timnya aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan budaya mereka agar tetap lestari. Mereka bekerja keras untuk menciptakan pariwisata yang bukan hanya menarik, tetapi juga mendidik, sehingga setiap pengunjung akan membawa pulang pengalaman yang bermakna dan menjadi duta budaya Minangkabau di luar daerah.
Dukungan Astra untuk Keberlanjutan Inisiatif Yuliza
Apresiasi SATU Indonesia Awards bukan hanya sekedar penghargaan bagi Yuliza, tetapi juga menjadi dukungan nyata untuk keberlanjutan inisiatifnya. Astra membantu dengan memberikan pembinaan dan pendampingan, termasuk dalam hal manajemen dan pengembangan bisnis berbasis komunitas. Ini membantu Yuliza dan warga Kubu Gadang memperkuat kapasitas mereka dalam mengelola desa wisata agar terus berkembang.
Astra juga menjadi katalis dalam menyebarkan inspirasi dari kisah Yuliza ke seluruh penjuru Indonesia. Dengan memperkenalkan Yuliza dan Kubu Gadang kepada masyarakat luas, Astra berharap kisah ini dapat memotivasi pemuda-pemudi lain untuk menghidupkan potensi di desa-desa mereka.
Kisah Yuliza Zen dan Desa Wisata Kubu Gadang ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi, kreativitas, dan komitmen dapat membawa perubahan besar bagi masyarakat. Dengan dukungan Apresiasi SATU Indonesia Awards dan peran Astra, Yuliza berhasil memajukan desanya menjadi contoh desa wisata yang memadukan budaya dan keberlanjutan.Â
Prinsip "Bersama, Berkarya, Berkelanjutan" yang ia usung bukan hanya sebuah slogan, tetapi wujud nyata dari upayanya untuk membangun Kubu Gadang menjadi desa wisata yang mampu melestarikan warisan budaya dan alam Minangkabau bagi generasi mendatang.
Dengan semangat ini, Yuliza Zen menunjukkan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari hal kecil, dari desa kecil, namun berdampak besar bagi masa depan Indonesia.
Sumber:
https://nusaweek.com/berkat-inovasi-desa-kubu-gadang-padang-panjang-masuk-75-besar-adwi-2023/
https://www.rri.co.id/padang/features/338971/kubu-gadang-raih-anugerah-desa-wisata-indonesia-2023Â
https://wisata.padangpanjang.go.id/wisata/detail/21
https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/kubu_gadang_1Â
https://www.astra.co.id/satu-indonesia-awardsÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H