Bermimpi itu indah. Dua tahun terakhir ini, mimpi saya cuma satu: berkelana. Melepas penat setelah gerak dibatasi hanya di rumah karena berbagai peristiwa yang melanda dunia. Dari pandemi Covid-19 hingga perang Rusia -Ukraina yang memengaruhi biaya operasi airlines karena kenaikan harga avtur.Â
Hingga akhirnya...Â
TING! Muncul pesan dari seorang teman di WhatsApp Group. "Komunitas Traveler Kompasiana bikin acara trip ke Purwakarta, tapi ada (peserta) yang mengundurkan diri, bagi yang minat hubungi si A ya."Â
Melihat pamfletnya bikin saya melongo. "Wah free ..., gaskeun!" Tanpa berpikir panjang lebar, saya langsung menghubungi si A. Beberapa kemudian, dia memasukkan saya ke dalam grup "Purwakarta Istimewa". Akhirnya, dream comes true!Â
"Rethinking Trip Purwakarta Istimewa" itulah nama perjalanan kali ini, hasil kerjasama antara Komunitas Traveler Kompasiana (KOTEKA), Warga Kompasianers Purwakarta (Warga Kota), dan Disporaparbud (Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan) Kabupaten Purwakarta.Â
Seluruh peserta trip tersebut wajib berkumpul di halte Cawang UKI (Universitas Kristen Indonesia), Jakarta, Sabtu (24 September 2022) jam 6.30 pagi teng! Tak ayal, pada pukul tersebut saya sudah tiba di Cawang UKI. Beberapa peserta juga sudah tampak menunggu di halte.Â
Beberapa menit kemudian, sebuah mini bus menghampiri kami. Tak menunggu lama, setelah semua peserta berkumpul, kami pun berangkat. Purwakarta, here I come!
Purwakarta merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat. Tentu saja tak jauh dari Jakarta. Maka perjalanan kali ini, membutuhkan waktu kurang lebih dua jam. Meski begitu, perjalanan terasa singkat karena diwarnai canda, tawa dan berbagai perbincangan menarik para peserta di dalam bus.Â
Tiba di Purwakarta kami disambut hangat oleh anggota Warga Kota dan pihak Disporaparbud. Kepala Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Acep Yulimulya mengatakan senang atas kehadiran kami. Sebab, pandemi Covid-19 telah membuat sektor pariwisata di Kabupaten Purwakarta terpuruk.Â