Mohon tunggu...
Yusnaeni
Yusnaeni Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

https://yusnaeni.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hati-hati, Mager Sama Bahayanya dengan Merokok

17 Desember 2020   23:47 Diperbarui: 19 Desember 2020   10:27 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malas gerak a.k.a mager identik dengan kaum milenial. Penyebabnya tak lain karena perkembangan teknologi yang kian canggih. Kini, segala sesuatu yang kita butuhkan bisa diselesaikan hanya lewat telepon genggam.

Tak perlu repot-repot lagi ke luar rumah, kita bisa membeli barang dan makanan di dunia maya. Aplikasi belanja daring memberi kita kemudahan dalam menjalani kehidupan.

Dunia telekomunikasi yang berkembang pesat juga menawarkan banyak hiburan online, seperti media sosial, game, media tv streaming, dan sebagainya. Membuat kita semakin betah berlama-lama di depan layar kaca handphone maupun komputer.

Apalagi saat ini sedang ada pandemi. Banyak pihak, khususunya pemerintah yang menyarankan kita untuk di rumah saja. Kegiatan belajar dan bekerja berpindah ke rumah, sehingga aktivitas fisik pun semakin berkurang. Ketakutan akan tertular Covid-19 menjadi alasan utama untuk mager.

Tapi tahukah kamu? Jika mager ternyata tak baik bagi kesehatan loh! Begitu kata dr. Muhammad Soffiudin, Occupational Health Leader Danone Indonesia di acara Danone Reunite Jum'at (11 Desember 2020).

Mager dalam dunia kedokteran disebut sedentary life yakni gaya hidup remaja yang kurang gerak atau kebiasaan tidak banyak melakukan aktivitas fisik atau gaya hidup santai seperti duduk, berbaring, membaca, menonton televisi dan bermain mobile phone.

Menurut dr. Soffi, 

mager bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, di antaranya kelemahan otot, pengeroposan tulang, penurunan daya tahan tubuh, gangguan sirkulasi darah, gangguan metabolisme lemak dan gula, gangguan keseimbangan hormonal dan lebih gampang gemuk. Mager meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti obesity, diabetes, kolesterol tinggi, stroke, kanker, dan jantung. Risiko-risiko penyakit tersebut sama halnya dengan dampak merokok. Mager kini menjadi rokok gaya baru yang sangat berbahaya.

"Saat ini banyak orang yang menghabiskan waktu di depan laptop untuk bekerja sambil nonton YouTube. Ditemani segelas kopi dengan gula dua sendok, akibatnya lemak menumpuk dan meningkatkan risiko penyakit di atas," paparnya.

Agar terhindar dari dampak mager, dr. Soffi membagikan enam tips, ini dia!

1. Durasi duduk maksimal 90 menit

Duduk berlama-lama tidak baik bagi tubuh. Durasi yang tepat untuk duduk berkisar 30 - 90 menit. Cobalah untuk berhenti bekerja setiap 1,5 jam sekali. Lakukan aktivitas fisik seperti jalan, bersih-bersih rumah, dan peregangan otot. Tak perlu berlama-lama, cukup 5 menit saja aktivitas tersebut bisa membakar kalorimu.

2. Melakukan Exercise

Banyak orang yang bertanya apakah membersihkan rumah dan mobil sudah termasuk exercise? Menurut dr. Soffi exercise atau latihan fisik merupakan suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan struktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditunjukkan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Contohnya jogging dan bersepeda.

Jadi, membersihkan rumah dan mobil bukanlah laitihan fisik melainkan NEPA (Non - Exercise Physical Activity), yakni bentuk akitifitas fisik yang tidak memiliki struktur baku tertentu.

NEPA bisa meningkatkan keluaran kalori harian dan menjaga berat badan. Sementara melakukan exercise lebih banyak manfaatnya dibandingkan NEPA.  Exercise bisa meningkatkan keluaran kalori harian, kebugaran, imunitas dan kebahagiaan.

Dokter Soffi merekomendasikan 3-5 kali exercise dalam satu minggu. Lakukan secara bertahap, karena setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada orang yang bisa lari selama 20 menit tanpa henti. Ada juga orang yang hanya bisa lari 10 menit saja.

"Kalau kamu bisanya 10 menit, jangan paksakan dirimu lari 20 menit. Jangan nafsu, jangan emosian. Bertahap, nanti kalau sering lari, pasti bisa lama juga," katanya.

3. Berolahraga 

Olahraga adalah aktivitas fisik yang memiliki peraturan, goals, dan dapat dikompetisikan. Contohnya futsal dan basket. Olahraga membakar kalori lebih banyak dibandingkan NEPA dan exercise.

Jika kamu tidak punya waktu untuk berolahraga, hight intensity interval training bisa jadi solusi. Caranya dengan sprint 30 detik, santai (3 menit), sprint (30 detik), santai (3 menit), dan seterusnya.

4. Tidur Cukup

Jaga aktivitas fisik, jaga juga recovery-nya. Caranya dengan tidur cukup, sekitar 7-9 jam per hari. Jaga kualitas tidur dengan mematikan lampu dan memastikan suhu kamar cukup sejuk. Hindari bermain gadget seperti handphone sebelum tidur untuk terhindar dari begadang.

5. Konsumsi Gizi Seimbang

Belajarlah untuk tidak asal makan. Pastikan asupan nutrisimu bergizi. Gunakan panduan makanan Kemenkes yakni Isi Piringku, di mana dalam satu piring berisi karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Artinya piring berisi makanan pokok seperti nasi, kentang dan ubi, sayuran, lauk pauk dan buah-buahan.

6. Selalu Berpikir Positif

Menurut organisasi kesehatan dunia atau WHO, sehat bukan hanya fisiknya tapi juga pikiran dan mentalnya. Kita tidak bisa lepas dari stres, tapi cobalah untuk kelola stres dengan selalu berpikir positif. Sebab penelitian membuktikan stres dengan intensitas tinggi dan pikiran yang selalu negatif bisa menurunkan imunitas seseorang.

Bagaimana mudah bukan? Meski hobi mager, dengan melakukan tips di atas kesehatan kita pasti tetap terjaga. Tetap patuhi protokol kesehatan karena kita masih dalam situasi pandemi ya! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun