Musyamah tak hanya memantau kondisi kesehatan para penderita gizi buruk di ruang praktiknya.. Ia tak segan rutin mengunjungi penderita dari satu rumah ke rumah lainnya. Kadang-kadang ia membawa bantuan susu dan makanan tambahan berupa biskuit, yang diperoleh dari pemerintah setiap bulannya.
Musyamah mencoba untuk tidak menyerah meskipun lelah. Selamanya ia akan mengabdi untuk desanya. "Karena saya lahir di sini, saya takkan pernah pergi dari desa ini."
Para Ibu Balita Gizi BurukÂ
Naura kini berumur 1 tahun. Balita perempuan ini diketahui gizi buruk, setelah Musyamah menimbang berat badannya dan hasilnya sangat buruk. Hanya 6,4 kilogram sementara panjang tubuhnya hanya 60 sentimeter. Naura kecil berbadan kurus, lebih cocok ditulis usia 6 bulan  pada kartu posyandu.
Samsiah menikah pada usia 22 tahun. Saat ini memiliki tiga anak. Setiap hari Samsiah harus menunggu toko. Pada saat hamil, Samsiah tidak mengeluh sakit dan lemas. Tidak muntah-muntah dan ngidam. Semua makanan dilahapnya. Tapi sejak anak ketiganya itu lahir, Samsiah sakit-sakitan. Payudaranya bahkan tak bisa mengeluarkan air susu. Naura malang, terpaksa harus minum susu formula.
Tak jauh dari rumah Samsiah, seorang balita sedang digendong oleh seorang pria. Mereka tampak sedang menikmati laut sore itu. Bersama Ovi dan Musyamah saya mendekatinya.Â
Balita itu tersenyum melihat kedatangan kami. Tubuhnya sangat mungil. Namanya Janis April. Pria yang menggendongnya itu adalah ayahnya - Salim - salah seorang nelayan yang cukup kaya di Desa Lontar. April kini berusia enam bulan. Berat badannya 4,1 kilogram dan tinggi badannya 55 sentimeter. Saat itu ibunya sedang mandi. Sang ayah berganti untuk menjaga.
Syahroni, ibu Janis, menikah dengan Salim pada usia 15 tahun. Dia hamil pada usia 18 tahun. Jangankan memberi asupan yang baik, pada saat mengandung Janis, Sapiah bahkan tidak sadar jika dirinya hamil. "Sempat menolak, saat tahu dirinya hamil," ujar Sapiah, ibu Syahroni sekaligus nenek Janis.
Gizi Buruk Karena Rendahnya Pendidikan
Artinya rendahnya pendidikan berakibat pada stunting dan gizi buruk pada anak. Karena para orang tua, khususnya ibu tidak memiliki cukup pengetahuan tentang pentingnya makanan yang bernutrisi saat hamil. Selain itu pada saat masa tumbuh kembang anak.
Orang tua yang menikah pada usia dini berpotensi besar melahirkan anak-anak gizi buruk. Pernikahan usia dini sendiri bisa berdasarkan suka sama suka, maupun karena paksaan. Saat ini makin marak kasus pelecehan seksual di daerah pelosok. Sementara orang tua korban selalu meminta pemerkosa untuk bertanggung jawab menikahi anaknya.