Mohon tunggu...
Yusmar Yusuf
Yusmar Yusuf Mohon Tunggu... Dosen - Budayawan

Guru Besar Kajian Melayu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nuklir Kalam Günter Grass

20 April 2012   04:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:23 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(pada serangan perdana/ ditakluk oleh para pengacau/menyusun dan meneraju sukacita/melumat rakyat Iran/ tersebab rancang bangun, serangan/ diduga bom)

Doch warum untersage ich mir,/ jenes andere Land beim Namen zu nennen,/ in dem seit Jahren - wenn auch geheimgehalten -/ ein wachsend nukleares Potential verfügbar/ aber außer Kontrolle, weil keiner Prüfung/ zugänglich ist?

(tapi mengapa aku berkata pada diri ku,/ bahwa setiap negara menyebut namanya sendiri/

saban tahun - walau rahasia -/ terhidang daya nuklir yang tumbuh/ tapi, di luar kendali, tanpa diuji dan tak terjangkau?)/

Das allgemeine Verschweigen dieses Tatbestandes,/ dem sich mein Schweigen untergeordnet hat,/ empfinde ich als belastende Lüge/ und Zwang, der Strafe in Aussicht stellt,/ sobald er mißachtet wird;/ das Verdikt ‘Antisemitismus' ist geläufig.

(Fakta awam yang disembunyi/ diam dan terkukung/ sebuah kebohongan besar/ dan dipaksa, dihukum karena penampang/dengan selamba;/ membuat putusan murahan, "antisemitisme"). ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun