Jakarta -- Pada hari Minggu (17/3), ditemui di salah satu restoran di daerah Tangerang, Alya Tazkiya (19) selaku korban pencurian menceritakan kronologi peristiwa pencurian yang ia alami. "Waktu itu, saya dan teman-teman saya sedang makan di salah satu restoran cepat saji di salah satu mall di Tangerang. Lalu, teman saya merasa ada yang mengikuti kami sejak kami masuk ke dalam mall. Dari situ kami biasa saja. Sampai kami masuk ke salah satu rumah makan, teman saya mulai mencurigai orang tersebut. Akhirnya saya memutuskan untuk tetap makan disitu. Saya duduk di tempat itu sembari memainkan ponsel saya. Lalu, teman saya meminta saya untuk menemani dia ke toilet. Kemudian, saya taruh ponsel saya di tas dan saya menyelipkannya di bawah tas ransel kecil saya. Tapi ponsel tersebut tidak terlihat. Dan ditempat itu ada teman saya yang menjaga tas saya tersebut. Memang tempat yang saya tempati beserta teman saya itu letaknya di ujung. Lalu, ketika saya kembali lagi ke tempat duduk tersebut, saya menanyakan kepada teman saya dimana letak ponsel saya. Teman saya tidak ada yang mengetahui letak ponsel saya. Lalu, teman saya bilang bahwa ada orang yang ngambil tapi tidak tahu mengambil apa dari tas saya. Rupanya orang tersebut mengambil ponsel saya" ujar Alya.
Banyak sekali modus yang dilakukan tersangka untuk melakukan kegiatan pencurian, mulai dari mengambil barang curian kemudian langsung lari, lalu ada juga yang menggunakan tindakan hipnotis untuk mengambil barang yang diinginkan dari para korbannya, lalu juga ada yang menawarkan makanan kepada para korban sehingga para korban merasa pusing dan tertidur sehingga memudahkan para tersangka untuk mengambil barang.
Alya mengatakan bahwa dari awal memang ada laki-laki tinggi mengenakan hoodie berwarna hitam dan menutupi mukanya menggunakan hoodie tersebut. Gelagatnya mencurigakan karena selama disana, ia dan temannya merasa bahwa laki-laki tersebut memang melihat ke arah mereka. Menurut dia, dia melihat ke arah mereka karena melihat bahwa mereka seperti merasa orang yang teledor dan suka sembarangan menaruh barang. Mungkin pelaku tersebut merasa ada kesempatan untuk mengambil ponsel yang Alya letakkan di bawah tasnya.
“Namun, teman saya tidak mengetahui bahwa ponsel saya yang diambil oleh sang pencuri tersebut. Teman saya juga menceritakan bahwa laki-laki tersebut memang berada di sebelah saya ketika saya memesan makanan di meja kasir. Untungnya yang diambil hanya telepon genggam saja, tidak mengambil barang-barang lainnya. Saya tidak sempat melapor karena dipikiran saya waktu itu hanya apakah saya dimarahi orang tua saya atau tidak" ujar Alya ketika ditanyakan perihal kronologi kasus pencurian yang dia alami.
Dari kasus tersebut, kita dapat lihat bahwa pencurian yang dilakukan oleh tersangka sudah dilakukan secara terencana dan dengan modus yang sangat halus sehingga barang yang hilang tersebut tidak diketahui oleh para teman korban yang ada dan juga duduk untuk menjaga barang bawaan korban. Kasus tersebut juga dilakukan di tempat umum, yaitu di restoran cepat saji yang dimana restoran tersebut selalu ramai oleh pengunjung.
Lalu, ditemui di salah satu Mall di daerah Jakarta, Santi Yasmin (48) yang menjadi saksi kasus pencurian di salah satu transportasi umum di Jakarta juga mengungkapkan kronologi kasus pencurian yang ia lihat. "Waktu itu, saya sedang di perjalanan menaiki salah satu transportasi umum ketika perjalanan saya menuju ke rumah sehabis saya bekerja. Di dalam transportasi umum, saya melihat bersama dengan anak kuliahan yang kemungkinan baru selesai kuliah dan menuju rumahnya. Lalu, naiklah dua orang dan mencari posisi yang dekat dengan mahasiswa tersebut. Saya mulai curiga dengan gelagat yang diberikan oleh dua orang tersebut. Lalu, pencuri tersebut memulai aksinya. Dia mengenakan hoodie yang memiliki kantong dan juga membawa totebag. Totebag tersebut ia letakkan didepan kantong hoodienya agar aksinya tersebut tidak dikenali oleh penumpang yang lain. Mahasiswa ini sedang melamun dan sedikit terkantuk.
Ibu Santi juga mengatakan bahwa ia otomatis langsung menatap mata ke arah pencuri tersebut. Lalu, dia melihat bahwa dua orang tersebut ternyata bekerja sama dan saling mengobrol sembari melakukan aksinya. “Lalu, saya langsung menarik tangan anak tersebut agar dia duduk di sebelah saya. Namun, sepertinya pencuri tersebut sudah melakukan aksinya sebelum saya menarik tangan anak tersebut. Kemudian, ketika mereka selesai melakukan aksinya, mereka berdua langsung turun dari transportasi tersebut”ujar Ibu Santi.
Ibu santi mengatakan bahwa ia langsung memberi tahu kepada mahasiswa tersebut bahwa dia baru saja dicuri oleh dua orang yang duduk disebelahnya. Lalu mahasiswa tersebut langsung mengucapkan terima kasih karena sudah diperingatkan namun sayang bahwa ponselnya telah dicuri oleh dua orang penumpang tersebut.
Lalu, ditemui pada hari Sabtu (16/3) Aiptu Untung T. W. selaku Staff Bareskrim Polsek Limo, Depok, Jawa Barat, memberikan pernyataannya dari segi Hukum. Kasus pencurian memang ada terjadi kasus pencurian yang ada di wilayah Limo. "Kalau untuk kasus pencurian sih ada di wilayah Limo. Namun, tidak ada kasus pencurian yang paling menonjol. Yang ada hanya kasus pencurian mobil pickup di wilayah Gandul. Pelaku tertangkap tangan ketika mobil yang ia curi tersebut menabrak tembok. Dia tertangkap tangan ketika warga sudah mengetahui aksi pencurian tersebut. Kemudian dia menabrak mobil tersebut ke arah tembok dan kemudian massa mengejar pencuri tersebut dan memukulnya. Pelaku ini berusia sekitar 50 tahun. Motif yang melakukan pencurian tersebut biasanya atas dasar ekonomi." ujar pak Untung.
"Kalau untuk tahun ini, tindakan pencurian yang telah terjadi di wilayah Limo dan sekitarnya tidak ada yang memakan korban jiwa. Namun, untuk tahun lalu ada yang memakan korban tapi tidak kasus pencurian, melainkan kasus tawuran" ujar pak Untung. Beliau menjelaskan juga tentang kasus pencurian yang sudah sampai di meja hijau. "Untuk kasus yang sampai meja hijau, kasusnya sedang proses untuk sampai ke meja hijau. Tahapan-tahapan sudah berjalan. Penyitaan barang bukti juga sudah dilakukan. Tinggal menunggu hasil dari meja hijaunya saja. Untuk prosedur penangkapan sendiri itu dilakukan ketika kita sudah mendapatkan laporan dari warga.
Laporan dari warga tersebut kita olah kemudian kita juga mencari barang bukti untuk membuktikan bahwa pelaku tersebut memang benar tersangka dalam kasus tersebut. Kemudian, pelaku mengakui bahwa dia memang pelaku dalam kasus tersebut." ujar pak Untung. Pak Untung menjelaskan bahwa hal yang tersulit dalam mengungkap suatu kejadian perampokan adalah pengumpulan barang bukti. "Biasanya barang bukti itu susah dikumpulkan. Karena pelaku biasanya juga sudah menjual hasil barang bukti. Jadi, barang bukti tersebut memang sudah dijual atau digadaikan. Uang hasil pencurian tersebut sudah digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Tapi kalau barang buktinya masih ada di pelaku, langsung sudah bisa di proses. Biasanya seperti itu." ujar pak Untung.
Dari kejadian berita tersebut, dapat kita simpulkan bahwa kasus pencurian memang sering terjadi di kalangan masyarakat dan motif yang digunakan biasanya adalah motif ekonomi. Lalu, kita juga sebagai masyarakat dihimbau untuk selalu mawas diri dengan lingkungan sekitar agar hal-hal yang terjadi seperti kasus pencurian ini tidak terjadi di wilayah kita. Kita juga harus waspada ketika berada dimana pun, karena tindakan pencurian ini tidak mengenal waktu dan tempat serta korban yang dijadikan sebagai sasaran. Penegakan hukum tentang kasus pencurian juga harus ditindaklanjuti sebagaimana mestinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H