Mohon tunggu...
yusma hartini
yusma hartini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UMRAH (UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI) Tanjungpinang

Mahasiswi UMRAH (UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI) Tanjungpinang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kelimpahan Bivalvia pada Ekosistem Mangrove

2 Mei 2021   23:51 Diperbarui: 3 Mei 2021   00:09 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Ekosistem mangrove sering disebut sebagai hutan bakau atau hutan payau. Ekosistem mangrove merupakan tipe hutan daerah tropik yang khas tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan banyak dijumpai di wilayah pesisir yang terlindung dari hempasan ombak. 

Pengertian ekosistem mangrove secara umum adalah merupakan komunitas vegetasi pantai tropik yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur (Bengen, 2000).

 Hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir tropik atau sub tropik yang sangat dinamis serta mempunyai produktivitas, nilai ekonomis, dan nilai ekologis yang tinggi (Susetiono, 2005 dalam Lihawa, 2013). Hutan mangrove sebagai daerah dengan produktivitas tinggi memberikan kontribusi besar terhadap detritus organik yang sangat penting sebagai sumber energi bagi biota yang hidup di sekitarnya (Suwondo, 2006 dalam Lihawa, 2013).

Salah satu kelompok fauna avertebrata yang hidup di ekosistem mangrove adalah moluska, yang didominasi oleh kelas gastropoda dan bivalvia (Nontji 2007 dalam Litaay, dkk, 2014). Bivalvia (kerangkerangan) adalah biota yang hidup menetap di dalam substrat dasar perairan (biota bentik) yang relatif lama sehingga biasa digunakan sebagai bioindikator untuk menduga kualitas perairan dan merupakan salah satu komunitas yang memiliki keanekaragaman yang tinggi. 

Bivalvia adalah kelas dalam moluska yang mencakup semua kerang-kerangan: memiliki sepasang cangkang (nama "bivalvia" berarti dua cangkang). Nama lainnya adalah Lamellibranchia, Pelecypoda, atau bivalva. Variasi di dalam bivalvia sebenarnya sangat luas.

Bivalvia adalah kelas dalam moluska yang mencakup semua kerang-kerangan: memiliki sepasang cangkang (nama "bivalvia" berarti dua cangkang). 

Kerang-kerangan banyak bermanfaat dalam kehidupan manusia sejak masa purba. Dagingnya dimakan sebagai sumber protein. Cangkangnya dimanfaatkan sebagai perhiasan, bahan kerajinan tangan, bekal kubur, serta alat pembayaran pada masa lampau. Mutiara dihasilkan oleh beberapa jenis tiram. Pemanfaatan modern juga menjadikan kerang-kerangan sebagai biofilter terhadap polutan.

Keanekaragaman yang tinggi di dalam komunitas menggambarkan beragamnya komunitas tersebut (Stowe, 19\87 dalam Litaay, dkk, 2014). Bivalvia yang berhasil diidentifikasi dalam penelitian terdiri dari 7 jenis yaitu Anadara Granosa, Gafrarim tumidum, Asaphis violascens, Anomia sol, Tellina timorensis, Leporimetis ephippium dan Mactra maculata. Tingginya kelimpahan bivalvia disebabkan kandungan bahan organik substrat yang tinggi dan jenis substrat yang mengandung lumpur. Hal ini sesuai dengan pendapat Dahuri (2004) dalam Siregar, dkk (2013), yang menyatakan bahwa bivalvia merupakan biota yang banyak ditemukan pada substrat yang berlumpur. Menurut Tomascik et al., (1997) dalam Siregar, dkk (2013), bivalvia memiliki cangkang yang keras (cangkang berupa kapur) berfungsi sebagai pembatas dalam beradaptasi terhadap kekeringan (suhu tinggi) dengan cara menutup cangkangnya. Dan sebagaimana yang dikemukakan Hasibuan & Rusliadi (2009) dalam Susanti, dkk (2013), bahwa bivalvia hidup di substrat berlumpur atau berpasir. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tipe substrat lumpur yang tinggi dapat meningkatkan kelimpahan bivalvia karena tipe substrat lumpur sangat disukai organisme bivalvia.

Itulah sebabnya mengapa bivalvia mengalami kelimpahan di ekosistem mangrove, selain organisme ini menyukai subtrat berlumpur dan juga stuktur yang sesua dengan bivalvia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun