TWP Kepulauan Kapoposang dan Laut di sekitarnya meliputi dua desa dan 6 pulau yakni, Desa Mattiro Ujung terdiri dari pulau Kapoposang dan Pandangan serta Desa Mattiro Walie meliputi pulau Pamanggangan, Tambakulu, Gondongbali, dan Suranti dan gugusan terumbu karang.
Dari 6 pulau tersebut, terbagi atas 3 pulau berpenghuni yaitu: Pulau Kapoposang, Papandangan, dan Gondongbali. Sedangkan tiga pulau lainnya yaitu Pulau Tambakulu, Pamanggangan dan Suranti tidak berpenghuni [1].
Berlayar Menuju Kapoposang
Perjalanan penulis menuju Kapoposang dimulai dari Dermaga Pangkajene dengan menumpang kapal nelayan yang belanja kebutuhan harian di Pasar Induk Pangkajene.
Waktu tempuh dari Dermaga Pangkajene ke Kapoposang dibutuhkan 5 jam pelayaran dengan menghabiskan 35 liter solar sekali perjalanan. Sehingga dibutuhkan 70 liter solar untuk perjalanan pergi-pulang.
Pelayaran dimulai dengan menyusuri Sungai Pangkajene kemudian menuju laut lepas. Selama perjalanan kita akan menjumpai aktivitas melaut nelayan dan melewati beberapa pulau sebelum sampai di Pulau Kapoposang. 2 jam pelayaran dan setelah melewati Pulau Karanrang, laut semakin dalam dan ombak mulai tinggi.
Hempasan ombak di badan kapal memberikan sensasi guncangan yang cukup mengangkan. Bagi yang belum terbiasa dengan perjalanan laut, akan merasa mual dan muntah selama pelayaran menuju Kapoposang. Semakin mendekati Kapoposang, ombak makin tinggi dan kapal makin terguncang akibat terkena hantaman ombak.
Setelah 5 jam pelayaran dengan kapal nelayan beratap terpal, akhirnya sampai di Kapoposang dan disambut laut jernih dan pasir putih. Kedatangan penulis disambut warga dengan ramah dan membantu membawa barang bawaan.
Obrolan penulis dan warga cukup baik karena mayoritas warga Kapoposang menggunakan Bahasa Bugis untuk berkomunikasi.
Kemudian, setelah barang sudah turun dari kapal, kapten kapal mengarahkan penulis menuju salah satu rumah warga yang menjadi tempat menginap selama di Kapoposang.