Mesin ATM Penggiling Padi
Yusup Maulana
Di sungai kecil Utsunomiya Jepang, mengusap keringat sambil menyandarkan badan di antara rumput hijau, dan rasa lelah yang dirasakan, 10 menit waktu tersisa dari jedanya jam kerja, onigiri adalah pilihan tepat sebagai pembangkit semangat dan tenaga yang berkurang.
Jam kerja selesai saatnya kembali ke apartemen, teringat sisa bahan makanan di dalam kulkas,. Saatnya pergi ke supermarket, memilih makanan dan membayarnya. Beranjak ke parkiran dan terkejut melihat sebuah penampakan mesin ATM Â tapi isinya seperti alat untuk menggiling padi yang disimpan di samping supermarket, seketika imajinasi mulai bermain.
Apakah ini peluang untuk bisa melihat sektor pertanian sebagai bisnis yang menjanjikan? Karena sangat miris rata-rata petani di Indonesia berusia diatas 45 tahun, dimana para muda kita?
Banyak faktor yang menyebabkan anak muda enggan menyentuh dunia pertanian terutama sektor bahan pangan. Selain risiko yang tinggi, petani juga dipandang tidak bergengsi.
Melihat permasalahan tersebut maka teknologi harus hadir. Berdasarkan pendapat Siemens dan Tittenberger (2009), teknologi adalah sebuah cara mewujudkan pikiran dengan mendesain peralatan (yang memudahkan kehidupan).
Di zaman modern, banyak peralatan canggih pertanian mulai dari penanaman sampai panen yang bisa kita tiru dan modifikasi untuk digunakan di Indonesia, alat-alat tersebut bisa menjadi perangsang bagi anak muda masuk ke dalam dunia pertanian, banyak hal bisa kita diskusikan tentang alat-alat tersebut, seperti "mesin ATM penggiling padi" ini yang saya jumpai.
Banyak sekali keuntungan bila setiap desa dapat  memiliki ATM penggiling padi, untuk petani dari segi biaya lebih murah, proses penggilingannya pun lebih cepat, pemisahan gabah lebih efektif, dari pemerintah tentunya menaikkan rasa kepercayaan diri anak muda untuk bertani, dari efisiensi tempat tidak harus memiliki tempat yang luas.
Saya berharap kedepannya anak muda kita lebih percaya diri sebagai seorang petani, dengan support dari pemerintah baik dari perlengkapan modern maupun sistem pemasaran yang baik, maka akan tercipta rangkaian rantai emas penerjang swasembada pangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H