Mohon tunggu...
Yusi Nurmala
Yusi Nurmala Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Transformasi UN

22 Januari 2016   09:37 Diperbarui: 5 April 2016   16:21 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ujian Nasional kerap kali menjadi hal yang menakutkan bagi peserta didik di Indonesia, dikarenakan tiga tahun mereka menuntut ilmu, hanya ditentukan dalam tiga hari di meja ujian untuk mendapatkan gelar kelulusan.

Namun hal tersebut mungkin tidak begitu menakutkan untuk UN tahun ini. Dikutip dari salah satu informasi Bapak Menteri Pendidikan pada infografis UN 2015 bahwa pada tahun 2015 kelulusan di tentukan sepenuhnya oleh sekolah dengan mempertimbangkan capaian seluruh mata pelajaran, keterampilan, maupun sikap dan perilaku siswa selama duduk di bangku sekolah. Bagi siswa yang nilai UN belum mencapai standar nilai kompetisi (55 atau kurang), dapat diperbaiki nilainya untuk mata pelajaran tersebut dalam ujian perbaikan.

Ujian Nasional cenderung menyisakan masalah, baik pada pelaksanaan maupun usai pelaksaannya. Namun dari tahun ke tahun Kementrian Pendidikan berupaya untuk mengadakan perbaikan agar persoalan yang sebelumnya tidak terulang di tahun berikutnya.

Perbaikan ujian nasional yang di bagikan oleh Bapak Anies Baswedan (Menteri Pendidikan) yaitu peningkatan mutu soal yang bermaksud untuk mendorong deep learning, soal yang kontesktual (budaya, sosio-antropologis, lingkungan), selanjutnya disertai dengan survei dan kuisioner yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang berpengaruh pada keberhasilan siswa, selain itu perbaikan dilakukan dengan memberikan sertifikat hasil UN yang lebih lengkap dengan tingkat capaian dan kompetensi yang bertujuan untuk menggambarkan capaian kompetensi siswa, yang terakhir perbaikan dilakukan dengan cara penggunaan CBT (Computer-Based Test) agar lebih efektif dan efisien.

Selain perbaikan diatas, pada tahun 2015 UN tidak menentukan kelulusan, UN diulang pada tahun berikutnya, pengenalan CBT, dan SHUN yang lebih bermakna. Tahun 2016-2018 UN dilakukan pada awal semester akhir, berbeda dengan tahun 2015 bahwa UN pada tahun 2016 dapat diulang ditahun yang sama. Tahun 2019-2020 sekolah dan guru dapat mengarahkan potensi siswa secara lebih baik, UN CBT dilakukan secara luas dan terbentuk testing center di daerah, UN dapat dilakukan dengan jadwal yang lebih fleksibel.

 

Oleh : Yusi Nurmala

           Mahasiswa Magister Pendidikan Biologi

           Universitas Negeri jakarta

           2016

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun