Mohon tunggu...
Yusi Nuraeni
Yusi Nuraeni Mohon Tunggu... Guru - Penulis Amatir

Penulis Amatir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bacaan Ringan Seputar Sastra: Berkenalan dengan Sastra

30 Desember 2020   13:52 Diperbarui: 20 Mei 2022   10:21 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : freepik.com-wepik.com

Dapat dikatakan bahwa sastra merupakan salah satu media untuk pembelajaran berbasis karakter guna meningkatkan dan menjaga budi pekerti peserta didik. Sastra memiliki pesan yang kuat terhadap kehidupan bahwa manusia kita memiliki hak dan kewajiban yang sama baik itu laki-laki dan perempuan. 

Sastra dapat dijadikan sebagai pesan atau kritik terhadap berbagai ketimpangan sosial dan masalah gender sehingga mampu menjadikan setiap insane menjadi pribadi yang memiliki wawasan yang luas serta memiiki budi pekerti luhur.

Menurut Nugroho (2016: 2) Karya sastra  terbagi ke dalam dua garis besar yaitu karya sastra yang bersifat fiksi seperti novel, cerpen, cerita rakyat. Kemudian, bersifat nonfiksi berupa puisi dan drama. 

Prosa fiksi merupakan salah satu genre sastra yang berisi suatu kisahan dari tokoh-tokoh yang berperan dalam cerita dengan alur serta hal lain yang membangun dalam cerita yang merupakan hasil daya imajinasi pengarangnya. 

Novel sebagai salah satu media pembelajaran 

Novel sebagai salah satu genre prosa fiksi memiliki karakteristik yang berbeda dengan prosa fiksi lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh Stanton (2012: 90) oleh karena bentuknya yang panjang, novel tidak dapat mewarisi kesatuan padat yang dipunyai cerpen. 

Novel mampu menghadirkan perkembangan satu karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan yang melibatkan banyak atau sedikit karakter, dan berbagai peristiwa rumit yang terjadi dalam alur yang beragam dan waktu yang panjang secara lebih mendetail. 

Kisah yang terdapat di dalam novel melukiskan dengan rinci mengenai kehidupan manusia, yang menjadikan novel memiliki daya tarik yang kuat bagi penikmat sastra khususnya di kalangan remaja. 

Kemudian, bahasa yang digunakan dalam novel serta pengalaman-pengalaman yang dilukiskan pengarang mampu menjadikan pembaca seolah ikut masuk ke dalam cerita, sehingga pembaca secara langsung terpengaruhi emosinya. 

Emosi serta rasa empati yang muncul dari pembaca tidak terlepas dari bagaimana seorang penulis novel melukiskan sedemikian rupa tokoh serta penokohan yang membuat perasaan pembaca ikut larut di dalamnya. 

-YN-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun