Mohon tunggu...
Yusi Nuraeni
Yusi Nuraeni Mohon Tunggu... Guru - Penulis Amatir

Penulis Amatir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perempuan, Sastra, dan Alam (Ekofeminisme), Bacaan Ringan Seputar Pemahaman Awal Ekofeminis

29 Mei 2020   22:30 Diperbarui: 20 Mei 2022   10:24 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
         Foto: MyGodPictures.com

Menurut Isshiki (2000: 27) kata "eko" dalam ekologi berasal dari bahasa Yunani Oikos, yang berarti rumah tempat tinggal; tempat tinggal semua perempuan dan laki-laki, hewan, tumbuhan, air, tanah, udara, dan matahari.  Ekologi mempelajari hubungan antara manusia dan lingkungan hidup; mengkaitkan antara ilmu alam dengan ilmu kemanusiaan secara interdispliner. 

Menurut Tong (2010:) mengungkapkan bahwa ekofeminisme berusaha untuk menunjukkan hubungan antara semua bentuk opresi manusia, tetapi juga memfokuskan pada usaha manusia untuk mendominasi dunia bukan manusia, atau alam. Karena perempuan secara natural dikaitkan dengan alam, ekofeminisme berpendapat ada hubungan konseptual, simbolik, dan linguistik antara feminis dan isu ekologi.

Ekofeminisme memahami hubungan bukan manusia hanya manusia dengan manusia lainnya, tetapi juga dengan dunia bukan manusia, yaitu binatang, bahkan juga tumbuhan.

Dalam hubungan tersebut, sering kali manusia menghancurkan sumber daya alam dengan mesin, mencemari lingkungan dengan gas beracun. Akibatnya, menurut ekofeminsme alam juga melakukan perlawanan, sehingga setiap hari manusia pun termiskinkan sejalan dengan penebangan pohon di hutan dan kepunahan binatang spesies demi spesies.

Untuk menghindari terjadinya itu semua, maka menurut ekofeminisme manusia harus memperkuat hubungan satu dengan yang lain dan hubungan dengan dunia bukan manusia.

Dominasi manusia terhadap alam menjadikan banyaknya kesewenangan dalam mengeksploitasi alam tanpa meninjau berbagai kerusakan yang akan ditimbulkan. Atas dasar dominasi tersebut maka ekofeminisme muncul sebagai satu kajian terhadap perempuan dan peranannya terhadap alam.

Keterkaitan antara perempuan dengan alam selain tercipta secara natural seperti yang diungkapkan oleh Tong, hal lainnya ialah karena terdapatnya rasa kesamaan anatara perempuan dan alam sebagai pihak yang haknya dibatasi oleh dominasi laki-laki atau pun manusia secara umum.

Seperti yang diungkapkan oleh Darmawati (2002: 7-24) feminisme dan ekologis mempunyai tujuan yang saling memperkuat, keduanya hendak
membangun pandangan terhadap dunia prakteknya yang tidak berdasarkan model-model yang patriarkhis dan dominasi-dominasi. Ada kaitan yang sangat penting antara dominasi terhadap perempuan dan dominasi terhadap alam.

Kehancuran ekologi saat ini akibat pandangan dan praktek yang andosentris. Kaitan antara feminisme dan lingkungan hidup adalah historis kausal. Para filsuf ekofeminisme berpendapat konsep dasar dari dominasi kembar terhadap alam dan perempuan adalah dualisme nilai dan hirarki nilai.

Maka peran etika feminisme dan lingkungan hidup adalah mengekspos dan membongkar dualisme ini serta menyusun kembali gagasan filosofis yang mendasarinya.

Yusi Nuraeni. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun