Mohon tunggu...
yushi arifah
yushi arifah Mohon Tunggu... Wiraswasta - ..................

...................

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesalahan

23 Maret 2020   12:27 Diperbarui: 23 Maret 2020   12:34 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tergiang kata kata seoseorang" bahwa masa lalu tidak dapat diubah, dilupakan atau dihapus, tetapi hanya bisa diterima sebagai bagian dari kehidupan". aku tidak bisa mengubah segala yang telah terjadi pada masa lalu, tidak peduli seberapa besar keinginanku atau betapa menyesalnya karena apa yang terjadi.

Masalahnya bukan apakah kita pernah/tidak pernah melakukan kesalahan? Tetapi, apakah kita memiliki keberanian untuk (secara jujur) mengakui kesalahan, bertanggung jawab terhadap kesalahan yang telah kita lakukan (menerima kosekuensi logis), dan berusaha memperbaikinya? 

Adakah usaha 'mencari'  kesalahan untuk setiap tindakan (intropeksi diri) baik dalam hubungan kita dengan Tuhan atau dalam interaksi kita dengan sesama manusia, sampai dapat mengerti dan memahami apa yang 'tidak boleh kita lakukan' untuk waktu-waktu selanjutnya?  Berani secara jujur mengakui setiap kesalahan dan berusaha memperbaikinya, mencari kesalahan dari setiap tindakan dalam interaksi kita adalah sebuah 'intropeksi diri'  menuju arah 'pengembangan diri'.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun