Mohon tunggu...
Yushaywa Prasjulia W
Yushaywa Prasjulia W Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa UHAMKA

hobi saya membaca novel, saya Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peta Kehidupan 2022 Yushaywa Prasjulia

22 September 2022   07:19 Diperbarui: 22 September 2022   07:43 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejujurnya saya tidak tertarik dengan adanya hubungan dengan lawan jenis, bukan maksud saya tidak normal. Hanya saja untuk sekarang saya hanya terfokus untuk menepuh perjalanan karier saya. Memiliki pendapatan dan prestasi yang dihasilkan dari kerja keras dan keringat diri sendiri memiliki rasa yang berbeda. Rasanya seperti kita lebih berhak untuk memilikinya.

Ketika dirasanya saya sudah merasa sukses menurut saya sendiri, saya akan mulai mencari pasangan hidup saya. Saya percaya jodoh di tangan Allah SWT. Jadi saya tidak akan mengkhawatirkan tentang siapa jodoh saya kelak.

Mereka bilang susah mencari jodoh jika umur kita sudah kepalang tua atau biasa disebut perawan tua. Saya sangat tidak setuju dengan kalinat tersebut. Tentu saja semua manusia dan juga perempuan mempunya hak untuknya dirinya sendiri untuk memilih menikah maupun menyendiri. Katanya, menikah ialah ibadah, tetapi jika tidak bisa dinikmati apa bisa diteruskan. Sedangkan Allah SWT membenci perceraian.

Jadi saya akan memulai suatu hubungan jika memang seseorang itu cocok dengan saya, maupun sebaliknya. Saya ingin merasa dicintai maupun mencintai. Diratukan dan merajakan seseorang.

Sama halnya dengan memiliki anak. Saya berfikir jika mempunyai anak ialah beban yang akan ditanggung kita sebagai orangtuanya. Saya ingin memiliki keturunan yang berkualitas, tentu saja tidak mudah untuk mencapai hal itu. Dengan begitu saya akan lebih memikirkan untuk hal yang satu itu lebih dalam lagi bersama pasangan saya. Karena tentu saja memiliki anak bukan hanya saya saja yang memiliki kewajiban, melainkan keduanya. 

Banyak hal yang harus dipikirkan untuk memiliki keturunan yang berkualias. Tidak hanya dengan biaya popok, susu, ataupun pakaian bayi. Lebih dari itu, kita harus memikirkan tetang pendidikan dan cara pola asuh yang baik.

Tetapi semuanya kembali, jika memang Allah SWT mengizinkan kami memiliki keturunan maka saya sangat amat bersyukur. Membangun keluarga kecil yang harmonis adalah semua cita cita manusia. Karena menurut saya, bagaimana cara seseorang di perlakukan di dalam rumah, akan terlihat bagaimana cara ia berfikir serta bergaul bersama orang lain.

Sekian narasi yang saya jabarkan tentang kehidupan saya. Terima Kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun