Mohon tunggu...
Yushardani Rohmah
Yushardani Rohmah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

berusaha menjadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Mempunyai Wawasan Multikulturalisme dan Pluralisme

18 November 2021   23:59 Diperbarui: 19 November 2021   00:44 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak sekali perbedaan, baik itu alamnya ataupun penduduknya. Perbedaan inilah yang membuat Indonesia menjadi negara multikultural yang terdiri atas keberagaman suku, keberagaman adat istiadat, keberagaman ras, keberagaman agama, dan keberagaman antargolongan. Tidak hanya itu, Indonesia juga mempunyai belasan ribu pulau besar, pulau sedang, hingga pulau kecil. Masyarakat Indonesia disebut juga masyarakat yang majemuk, hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia yang berasal dari berbagai macam suku, ras, agama, dan budaya.

Pluralisme merupakan istilah yang menjelaskan paham atau pandangan yang mentoleransi adanya ragam pemikiran, agama, kebudayaan, peradaban dan lain sebagainya. Kemunculan ide pluralisme ini didasarkan pada sebuah keinginan untuk melenyapkan "klaim keberanian" (truth claim) yang dianggap menjadi pemicu munculnya sikap ekstrim, radikal, perang atas nama agama, konflik horizontal, serta penindasan atas nama agama. Menurut kaum pluralis, konflik dan kekerasan atas nama agama baru sirna jika masing-masing agama tidak lagi menganggap agamanya yang paling benar (Malik, 2005:11).

Salah satu contoh pluralisme yaitu saling menghormati dan menghargai adanya perbedaan suku, ras, tradisi dan agama serta tidak memaksakan keyakinan agama yang dianut kepada orang lain. Misalnya saja Ketika ada adzan berkumandang, kita sebagai umat nonmuslim bisa menghargai dan menghormati umat islam dengan tidak memutar lagu dengan volume yang keras. Begitu juga sebaliknya.

Akan tetapi masih ada saja konflik antar agama yang terjadi di Indonesia. Seperti terjadinya perusakan termpat ibadah oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Saat ini yang menjadi pertanyaannya adalah mengapa agama dapat menimbulkan konflik? Padahal pada dasarnya semua agama mengajarkan untuk hidup rukun antar umat beragama lainnya.

Konflik agama yang terjadi di Indonesia ini disebabkan oleh keegoisan agama dari  masing-masing individu karena mereka menganggap bahwa agama mereka itu lebih doktrin, mereka menganggap bahwa agamanya lah yang paling benar, dan mereka menolak adanya perbedaan atau pluralitas agama di Indonesia.

Paham Pluralisme seharusnya menjadi tolak ukur toleransi antar umat beragama di tengah keberagaman kepercayaan dengan sikap toleran, berkeadilan dalam rangka menuju civil society.

Oleh karena itu rasa pluralisme harus diberikan kepada anak - anak usia dini agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi orang - orang yang bisa menjadi penerus dan pelindung dunia ini.

Multikulturalisme adalah sebuah pandangan yang menjunjung tinggi adanya persatuan kelompok budaya yang berbeda di mana ada persamaan hak dan status social-politik dalam masyarakat untuk meningkatkan derajat manusia dan kemanusiaannya. Multikulturalisme dapat dicapai dengan merangkul perbedaan dan  keterbukaan. Perbedaan yang ada akan menimbulkan konflik jika tidak dikelola dengan baik. Tetapi jika kita dapat menerima perbedaan  dalam masyarakat maka akan menghidupkan keindahan.

Menurut Moeis (2014: 11), bagi masyarakat Indonesia, kenyataan sebagai masyarakat multikultural tidak dipungkiri lagi. Begitu juga harapan ke depan mewujudkan masyarakat multikultural yang saling menghormati dan mampu hidup berdampingan secara damai (masyarakat multikultural yang demokratis) merupakan cita-cita semua orang.

Salah satu contoh penerapan paham multikultural yaitu saling berbaur antara satu dengan yang lain tanpa memperhatikan latar belakang orang-orang yang memiliki satu visi dan misi dengan kita. Yang artinya tidak memilih-milih teman ataupun rekan kerja berdasarkan latar belakang suku, ras, agama, serta budayanya. Kita dapat berteman atau bergaul dengan siapa saja tanpa memandang rendah orang yang berbeda suku, ras, dan agamanya.

Akan tetapi, lagi-lagi masih banyak dari kita yang memandang seseorang berdasarkan latar belakangnya. Masih banyak juga orang yang memperlakukan orang lain dengan memandang statusnya.

Contohnya saja ketika kita datang ke sebuah rumah makan yang mana disana ada juga pejabat yang sedang makan bersama rekannya, pejabat dan para rekannya itu akan dilayani terlebih dahulu dan diberlakukan spesial karna pangkatnya yang lebih tinggi dari kita. Contoh lainnya ialah, seperti yang akhir-akhir ini kita lihat di media sosial (tiktok) ada seorang konten creator yang ingin membeli Handphone dengan memakai pakaian seadanya dan memakai sandal jepit, pelayan di toko Handphone tersebut justru memperlakukan orang tersebut layaknya pencuri. Berbeda halnya jika orang tersebut memakai pakaian rapih, pelayan toko itu memperlakukannya dengan tersenyum ramah.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasanya masyarakat Indonesia masih minim akan pengetahuan paham pluralisme dan juga paham multikulturalisme.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menanamkan pendidikan multicultural dan pluralisme pada seluruh masyarakat Indonesia sejak usia dini dengan harapan dapat meningkatkan kualitas diri  dengan tetap menjaga rasa persatuan dan kesatuan guna mencapai kesetaraan yang setara bagi semua.

Perbedaan bukan suatu hal yang patut untuk di permasalahkan. Perbedaan hadir sebagai bentuk karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus kita syukuri. Dengan adanya perbedaan kehidupan akan menjadi semakin berwarna dan menarik. Kita semua ini setara meskipun tidak selalu sama karena segala sesuatu yang sama akan membosankan.Seharusnya kita bangga dengan adanya keberagaman yang ada di negara kita. Karena dengan adanya keberagaman itulah yang membuat negara kita menjadi unik dan berbeda dan menjadikan hal tersebut sebagai identitas nasional negara kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun