Kemudian ada Pangeran Diponegoro yang merupakan pemimpin perang Jawa dengan taktik perang gerilya yang ditakuti oleh pasukan kolonial Belanda.Â
Dan ada juga mantan Presiden kita, KH. Abdurrahman Wahid atau yang biasa disapa Gusdur. Ternyata beliau dulunya seorang santri dan sempat mendapat penghargaan "Santri Life Time Achievement" pada tahun 2016 yang diberikan oleh Yayasan Pustaka Compass.
Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata "santri", Â pasti yang terlintas dipikiran kita adalah seorang pelajar yang sedang menuntut ilmu agama di pondok pesantren bukan?
Apa saja yang mereka pelajari ketika menjadi seorang santri?
Dulu ketika saya Sekolah Menengah Pertama (SMP), saya sempat ditawarkan untuk masuk pondok pesantren tetapi saya menolaknya. Karena saya tinggal di ujung timur Indonesia yang mana masih jarang sekali ada pondok pesantren dan banyaknya berita mengenai kasus pembulian yang terjadi di pondok pesantren, saya berfikir kalau menjadi santri itu hanya akan diajari perihal agama saja dan berfikir kalau pondok pesantren merupakan tempatnya anak nakal.
Tetapi semua hal saya fikirkan mengenai santri dan pondok pesantren itu salah. Saya mengetahui bahwa yang sebenarnya atau realitanya itu tidak seperti yang saya fikirkan ketika adikku melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) nya di salah satu pondok pesantren yang terletak di Jawa Timur.
Ternyata ketika seorang santri sedang menimba ilmu di Pondok Pesantren, ia tidak hanya difokuskan untuk mempelajari ilmu agama saja. Selain difokuskan mempelajaari ilmu agama dan diajarkan tentang akhlakul karimah, adab- adab, dan ketawahu'an yang baik untuk membentuk karakter, para santri juga diajari mengenai banyak hal seperti ilmu politik, ilmu kemanusiaan, Ilmu pengetahuan umum dan masih banyak lagi. Bahkan banyak pelajaran yang tidak didapatkan jika kita bersekolah di sekolah umum.
Seperti adanya pembelajaran kitab kuning yang ajarannya terdiri dari nahwu dan sharaf, fikih, usul fiqh, hadist, tafsir, tauhid, tasawuf dan lain sebagainya. Kitab kuning juga mengajarkan ilmu-ilmu yang dapat digunakan dalam kehidupan bermasyarakat dengan harapan dapat menjadi agen perubahanke arah yang lebih baik di masa depan.
Saat di pesantren, santri diajarkan untuk  jujur, ikhlas dan menjaga persaudaraan. Para santri juga diajarkan untuk mampu memajukan dan membimbing warga negara agar memiliki kepribadian muslim yang sesuai dengan ajaran agama Islam dan menanamkan rasa religius ini dalam segala aspek kehidupan sebagai manusia yang berguna bagi keluarga, masyarakat, negara dan agama melalui ilmu dan amal.
Santri juga diajarkan budaya gotong royong dengan melakukan kerja bakti setiap minggunya, diajarkan untuk selalu menghormati para pengasuh dan ustadz serta yang lebih tua, diajarkan untuk saling berbagi satu sama lain dengan melakukan makan bersama (talaman) dalam satu nampan untuk dimakan 5-7 orang.
Apakah seorang santri nantinya hanya bisa menjadi ustadz/ustadzah saja?